Sampai Selasa (3/11/2015), sedikitnya 103 hektar lahan hutan di kawasan Gunung Semeru telah hangus terbakar sejak awal musim kemarau tahun ini.
Total luasan ini sesuai hasil pendataan dan cek lokasi yang dilakukan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan Perhutani.
Purwanto Sekretaris BPBD Kabupaten Lumajang mengatakan, kawasan hutan yang terbakar terdiri dari cukup banyak titik, diantaranya jalur pendakian Semeru antara pos Ranu Pane menuju Ranu Kumbolo, di wilayah lereng sebelah Selatan, tepatnya di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro.
“Hutan di bawah pemangkuan TNBTS yang terbakar seluas 73 hektar, berada di jalur pendakian Semeru dan hutan di Pasrujambe. Sedangkan, Perhutani melaporkan 30 hektar lahan hutan dibawah pemangkuannya terbakar. Lokasinya di wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro yang juga masuk wilayah lereng Semeru,” katanya kepada Sentral FM, setelah rapat koordinasi yang digelar di Mapolsek Senduro, Selasa.
Dia menambahkan, sejauh ini dilaporkan dua titik api yang muncul kembali serta lokasinya sulit dijangkau, masih dalam upaya pemadaman.
Titik api itu di kawasan Watu Lapis, di Kecamatan Pasrujambe yang masuk wilayah pemangkuan TNBTS. Selain itu, ada juga titik api lainnya di kawasan Komplangan di atas wilayah Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro yang masuk wilayah pemangkuan Perhutani.
“Sampai saat ini, kedua titik api itu masih belum bisa dikendalikan. Titik api muncul karena cuaca sangat panas dengan vegetasi kering disertai angin kencang yang mudah menyulut api. Meski saat ini sudah mulai terasa turun butiran hujan namun tidak merata dan kemarau masih akan berlanjut sampai akhir bulan mendatang,” katanya.(her/iss/ipg)
Teks Foto:
– Purwanto Sekretaris BPBD Kabupaten Lumajang menunjukkan lokasi titik api di peta rawan bencana yang ada di Posko Pusdalops.
Foto : Sentral FM
NOW ON AIR SSFM 100
