Seorang petani bernama Marsaid (40) ditemukan tewas tergeletak di kebun pisang di Desa Wonokerto, Kecamatan Gucialit, Selasa (3/11/2015).
Awalnya keluarga korban menduga, korban yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang pisang ini tewas karena penyakit hipertensi (darah tinggi) kambuh.
Namun saat aparat kepolisian dari Polsek Gucialit dan Polres Lumajang saat melakukan olah TKP, petugas memiliki dugaan lain. Pasalnya, ditemukan luka lecet di bahu korban. Luka lecet pada bahu korban terlihat seperti bekas disiram air panas.
“Namun kami akan melakukan penyelidikan untuk memastikannya. Termasuk memintakan autopsi guna mengetahui pasti apa penyebab kematian korban di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Haryoto Lumajang,” kata Aiptu Sunaryo, Kanit Reskrim Polsek Gucialit kepada Sentral FM.
Indikasinya, ada dugaan penganiayaan yang dialami korban hingga mengakibatnyanya tewas. “Sebab, jika hanya penyakit hipertensinya kambuh lalu terjatuh, korban tidak akan mengalami luka lecet seperti terbakar. Saat ini kami masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap dugaan adanya unsur penganiayaan,” jelasnya.
Sementara itu melalui keterangan yang dihimpun dari saksi di lokasi kejadian, terungkap jika korban Marsaid terlihat berangkat ke kebun miliknya yang berjarak setengah kilometer dari rumahnya, sekitar pukul 06.30. Di sana, Marsaid mengerjakan pekerjaan rutinnya memanen pisang untuk dijual ke pasar.
Sepanjang ia melakukan pekerjaan di kebun, tidak ada yang menemani dan mengetahui ihwal korban sampai ditemukan meninggal. Sampai sekitar pukul 07.30, salah-seorang warga menemukan korban Marsaid tergeletak tak bernyawa dengan posisi tubuh miring.
Temuan itu seketika langsung dilaporkan kepada Kasun (Kepala Dusun) dan perangkat Desa setempat. “Setelah mendapatkan laporan itu, saya dan perangkat Desa lainnya langsung mendatangi lokasi kejadian,” kata Kepala Desa Wonokerto Imah Saroh di Ruang Instalasi Pemulasaraan RSD dr. Haryoto Lumajang. (her/ipg)
Teks Foto :
– Jenazah Marsaid di Ruang Instalasi Pemulasaraan Jenazah Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Haryoto Lumajang.
Foto : Sentral FM
NOW ON AIR SSFM 100
