Hujan abu tipis masih mengguyur perkampungan Suku Tengger di sekitar Gunung Bromo, Selasa (29/12/2015).
Digdoyo Djamaludin Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Probolinggo yang juga pemilik hotel di kawasan Gunung Bromo mengatakan, hari ini hujan abu yang sejak dua hari lalu mengguyur tebal mulai mereda.
“Melihat arah anginnya saat ini, tampaknya semburan asap bercampur debu vulkanis Gunng Bromo beralih mengarah ke timur yakni ke Lumajang dan ke Wonokitri di Pasuruan,” katanya saat dihubungi Sentral FM.
Menurutnya, debu tebal di perkampungan sisa guyuran hujan abu dua hari sebelumnya, memang masih menganggu. “Terutama dampaknya bagi kesehatan. Kalau hujan mengguyur deras, abu akan cepat hilang. Semoga saja hujan deras segera turun,” ujarnya.
Kondisi ini juga berdampak terhadap wisatawan yang belum tampak berkunjung ke kawasan Gunung Bromo karena terganggu dengan abu vulkanis ini.
Sementara itu, Hendro Wahyono Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang mengatakan, dari pantauan relawan yang ada di Desa Argosari, Ranupani, Pakel, Kertowono dan Pasrujambe yang rawan terdampak, belum ada laporan terjadinya hujan abu dari Gunung Bromo.
Sementara dari pantauan rutin PVMBG yang diinformasikan kepada BPBD Kabupaten Lumajang, sampai pukul 06.00 WIB hari ini, asap tebal kelabu kecoklatan dengan tekanan sedang hingga kuat, berhembus ke arah utara dan timur laut.
Sedangkan dari pantauan seismik, gempa tremor berada di amplitudo 3 mm sampai 36 mm dan dominan pada 10 mm. Secara visual Gunung Bromo tampak jelas karena didukung cuaca cerah, angin tenang dan suhu berkisar 13 derajat celcius.(her/iss/ipg)
Teks Foto:
– Suasana perkampungan Suku Tengger di sekitar Bromo yang masih diliputi abu tebal.
Foto: Istimewa
NOW ON AIR SSFM 100
