Jumat, 26 September 2025

Unair Beri Gelar Doktor Kehormatan Guru Besar Peraih Nobel Ekonomi

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Prof Robert Fry Engle III, ketika memberikan kuliah umum di Unair Surabaya, Senin (20/2/2017). Foto : Unair

Universitas Airlangga (Unair) Surabaya memberikan gelar doktor kehormatan kepada Prof Robert Fry Engle III, peraih nobel bidang ekonomi tahun 2003. Pemberian gelar doktor kali ini merupakan bentuk apresiasi dari Unair atas kontribusinya dalam ilmu pengetahuan khususnya bidang ekonomi.

“Kita menganugerahkan gelar doktor kehormatan kepada Profosor Engle yang sudah berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya metode yang bisa menyelamatkan negara untuk menghindari krisis ekonomi,” kata Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak. Rektor Unair, usai pemberian gelar doktor kehormatan, Senin (20/2/2017).

Usai mendapatkan gelar doktor kehormatan, Prof Robert kemudian memberikan kuliah umum di hadapan raturan sivitas akademika Unair di Airlangga Convention Center Kampus C Unair.

Prof Robert menjelaskan metode menyelamatkan krisis dengan mendeteksi volatilitas ekonomi dengan model ARCH (Autoregressive Conditional Heteroskedasticity) yang dikembangkan bersama rekannya Profesor Clive W.J. Granger dari Universitas California San Diego (UCSD). Dengan menggunakan metode tersebut, peneliti dan praktisi bisa melakukan prediksi terhadap keadaan ekonomi, khususnya keuangan, dan berdasarkan runtun waktu.

Di hadapan sivitas akademika yang hadir, Engle memberikan kuliah umum tentang The Prospects for Global Financial Stability. Engle menjelaskan, bahwa volatilitas memang terjadi di sejumlah negara di dunia.

Menurut Engle, risiko keuangan hendaknya tak dieliminasi. Sebab, pasar keuangan tak akan bekerja bila tak ada risiko. Namun, institusi keuangan perlu mewaspadai risiko sistemik.

“Kegagalan terjadi ketika institusi gagal memenuhi kewajibannya sehingga menyebabkan konsekuensi dalam sektor ekonomi riil,” kata Engle.

Agar terhindar dari volatilitas, Engle memberikan rekomendasi kepada pemerintah di bidang keuangan. Menurutnya, pemerintah harus memastikan bahwa institusi keuangan harus memiliki modal untuk menanggulangi krisis. Selain itu, negara juga harus memiliki capital cushion untuk menyelamatkan keuangan apabila krisis terjadi.

Harapannya, bila krisis keuangan yang sistemik bisa dihindari, maka jalan menuju perdamaian akan kian terbuka. (fik/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Jumat, 26 September 2025
27o
Kurs