Selasa, 30 April 2024

Hakim Itong Mulai Ditahan di Rutan Medaeng

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Hakim Itong Isnaeni Hidayat (dua kiri) mulai ditahan di Rutan Kelas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur. Foto: Kanwilkumham Jatim

Itong Isnaeni Hidayat, hakim nonaktif Pengadilan Negeri Surabaya mulai ditahan di Rutan Kelas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur, menjelang persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya atas kasus dugaan suap.

Zaeroji Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jatim dalam keterangan pers di Surabaya, Selasa (7/6/2022), mengatakan tidak ada perlakuan istimewa untuk Itong terkait dengan penahanan tersebut.

“Sesuai SOP penerimaan tahanan di masa pandemi Covid-19, maka yang bersangkutan (Itong, red.) harus masuk sel isolasi terlebih dahulu,” ujar Zaeroji seperti dilansir Antara.

Ia mengatakan sel isolasi yang dimaksud adalah sel isolasi khusus pengendalian Covid-19 di mana Itong akan diisolasi selama 7-14 hari.

“Semua warga binaan harus diperlakukan sama tanpa diskriminasi,” katanya.

Sementara itu, Wahyu Hendrajati Kepala Rutan Kelas I Surabaya mengatakan bahwa pihaknya menerima pelimpahan Hakim Itong sekitar pukul 11.00 WIB. Itong diantarkan oleh Jaksa KPK Yosi A. Herlambang dan tim pengantar tahanan.

“Setelah proses registrasi, langsung masuk ke sel isolasi,” ujar Wahyu.

Ia mengaku telah berkoordinasi dengan KPK terkait kesehatan Hakim Itong agar saat ada masalah kesehatan di kemudian hari bisa melakukan tindakan yang diperlukan.

“Dokter rutan sudah komunikasi dengan KPK agar pelayanan kesehatan yang kami berikan bisa sesuai kebutuhan yang bersangkutan,” katanya.

KPK mengatakan Itong selaku Hakim Tunggal PN Surabaya menyidangkan perkara permohonan pembubaran PT SGP yang diwakili Hendro sebagai kuasa hukum perusahaan itu. Dalam penanganan perkara itu, KPK menduga ada kesepakatan antara Hendro dan pihak perwakilan PT SGP untuk menyiapkan sejumlah uang yang akan diberikan kepada hakim.

KPK menduga uang yang disiapkan untuk mengurus perkara itu berkisar Rp1,3 miliar, dimulai dari tingkat putusan Pengadilan Negeri hingga Tingkat Putusan Mahkamah Agung. Sebagai langkah awal realisasi uang Rp1,3 miliar itu, Hendro menemui Hamdan, lalu meminta agar hakim yang menangani perkaranya bisa memutus sesuai dengan keinginan Hendro.

Untuk memastikan persidangan perkaranya berjalan sesuai harapan, Hendro diduga berulang kali menjalin komunikasi dengan Hamdan menggunakan istilah “upeti” demi menyamarkan maksud dari pemberian uang.

KPK mengungkapkan setiap hasil komunikasi antara Hendro dengan Hamdan diduga selalu dilaporkan Hamdan kepada Itong. KPK menyebutkan putusan yang diinginkan Hendro adalah agar PT SGP dinyatakan dibubarkan dengan nilai aset yang bisa dibagi sejumlah Rp50 miliar.

Hamdan lalu menyampaikan keinginan Hendro kepada Itong yang kemudian menyatakan bersedia dengan imbalan sejumlah uang.

Pada 19 Januari 2022 imbalan uang diserahkan Hendro kepada Hamdan sejumlah Rp140 juta untuk Itong. Selain itu, KPK menduga Itong menerima pemberian lain dari pihak-pihak yang berperkara di PN Surabaya sehingga hal itu akan didalami lebih lanjut Tim Penyidik KPK.(ant/ipg)

Bagikan
Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
29o
Kurs