Senin, 8 Desember 2025

Uskup Antonius Subianto Wakili Gereja Katolik Indonesia Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Antonius Subianto Bunjamin Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (kiri). Foto: Antara

Monsinyur (MGR) Antonius Subianto Bunjamin Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) berangkat ke Vatikan pada, Kamis (24/4/2025) malam, untuk menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, Italia. Pemakaman dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (26/4/2025).

“Beliau akan mewakili Gereja Katolik Indonesia dalam upacara pemakaman Bapa Paus,” ujar Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Agung Jakarta, seusai Misa Requiem di Gereja Katedral Jakarta, Kamis malam seperti dilansir Antara.

Menurut Kardinal Suharyo, kehadiran perwakilan dari Indonesia dalam prosesi pemakaman tersebut merupakan bentuk penghormatan atas jasa dan warisan spiritual Paus Fransiskus, yang selama ini dikenal memiliki kedekatan emosional dengan umat Katolik di Indonesia.

“Seandainya Paus Fransiskus tidak datang ke Indonesia pada bulan September yang lalu, mungkin tidak akan seperti ini. Tetapi ketika masyarakat Indonesia melihat seperti itu Paus Fransiskus, mereka terketuk hatinya,” ungkapnya.

Misa Requiem di Gereja Katedral Jakarta turut dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat maupun perwakilannya, yang ikut mengenang wafatnya pemimpin umat Katolik dunia itu.

Sebelum misa dimulai, Nasaruddin Umar Menteri Agama (Menag) juga hadir di Katedral untuk menyampaikan belasungkawa dan refleksi atas wafatnya Paus Fransiskus. Dalam pesannya, Menag mengajak umat meneladani nilai-nilai yang ditinggalkan Paus.

“Meski beliau telah wafat, pesan-pesannya akan tetap hidup di dalam batin kita. Orang bijak tidak pernah benar-benar wafat, tetapi justru semakin hidup, seperti lilin yang terus menyala dalam kalbu dan pikiran kita,” ujar Menag.

Ia juga mengingatkan dua pesan penting dari Deklarasi Istiqlal yang ditandatangani bersama Paus Fransiskus. Pertama, bahwa kekerasan tidak pernah menjadi jalan keluar yang konstruktif. Kedua, pentingnya menggunakan bahasa agama untuk mengajak umat bersahabat dengan alam dan menjaga lingkungan.

“Jangan sampai kita menjadi penyebab kerusakan lingkungan yang justru mempercepat kehancuran dunia ini,” kata Nasaruddin.

Paus Fransiskus wafat pada awal pekan ini dan telah meninggalkan jejak yang mendalam bagi umat Katolik maupun masyarakat lintas agama di Indonesia.

Pemakamannya akan menjadi momen penghormatan global atas sosok yang dikenal sebagai pelopor perdamaian, inklusivitas, dan keberpihakan kepada kaum miskin dan terpinggirkan. (ant/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 8 Desember 2025
33o
Kurs