Sabtu, 10 Mei 2025

Proses Pembentukan Asap Konklaf dan Arti Warna di Dalamnya

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Asap Putih yang menandakan terpilihnya Paus baru. Foto: Vatikan News

Terpilihnya Paus baru, Leo XIV, yang merupakan Paus pertama dari Amerika Serikat, kembali menjadi sorotan dunia setelah asap putih mengepul dari cerobong Kapel Sistina pada Kamis (8/5/2025) petang sekitar pukul 18.00 waktu Vatikan (23.00 WIB). Asap putih ini menandai bahwa konklaf telah mencapai keputusan dan seorang Paus baru telah terpilih oleh para kardinal elektor.

Namun di balik momen bersejarah tersebut, muncul pertanyaan yang kerap mengemuka setiap kali berlangsungnya konklaf: bagaimana asap konklaf terbentuk dan mengapa warnanya bisa berbeda, yakni hitam dan putih?

Dikutip dari Catholic News Agency, secara historis, asap putih dihasilkan dari pembakaran surat suara atau ballot yang dicampur dengan jerami kering. Sementara asap hitam, yang menandakan belum terpilihnya Paus, berasal dari pembakaran surat suara dengan jerami basah yang ditambahkan ter atau bahan kimia khusus untuk menghasilkan warna gelap.

Seiring berjalannya waktu, metode tradisional tersebut telah mengalami perubahan. Sejak konklaf tahun 2005, Vatikan mulai menggunakan senyawa kimia khusus untuk memastikan warna asap yang lebih jelas dan mudah dikenali oleh publik.

Melansir Antara, Sabtu (10/5/2025) asap putih kini dihasilkan dari pembakaran kombinasi bahan kimia berupa kalium klorat (potassium chlorate), laktosa, dan resin pinus yang dikenal juga sebagai rosin atau Greek pitch. Sementara itu, asap hitam dibentuk dari campuran kalium perklorat (potassium perchlorate), antrasena, dan belerang.

Mekanisme pembakaran tersebut melibatkan dua tungku: satu tungku lama yang digunakan untuk membakar surat suara, dan satu tungku modern yang dihubungkan dengan sistem elektronik. Saat surat suara dibakar dalam tungku lama, sistem elektronik secara otomatis memicu kartrid dalam tungku baru untuk mengeluarkan senyawa kimia penghasil asap berwarna, yang berlangsung selama sekitar tujuh menit.

Agar asap dapat mengalir lancar ke cerobong, sistem ini juga dilengkapi pemanas listrik pada saluran cerobong, serta kipas tambahan yang dapat dinyalakan jika dibutuhkan untuk memperkuat hembusan asap.

Proses pembentukan asap ini merupakan bagian penting dari tradisi konklaf yang berlangsung secara tertutup di Kapel Sistina. Dalam konklaf terbaru, sebanyak 133 kardinal elektor mengikuti proses pemungutan suara. Seorang kandidat baru dapat terpilih menjadi Paus jika berhasil memperoleh minimal dua pertiga suara atau setidaknya 89 suara dari para kardinal.

Dengan munculnya asap putih pada Kamis malam waktu Vatikan, dunia pun mengetahui bahwa para kardinal telah sepakat memilih Uskup Agung Robert Francis Prevost sebagai pemimpin baru Gereja Katolik, yang kini mengambil nama Paus Leo XIV.(ant/kak/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

Surabaya
Sabtu, 10 Mei 2025
26o
Kurs