13 Orang Meninggal Akibat Sambaran Petir di Bangladesh Minggu

Sedikitnya 13 orang meninggal akibat sambaran petir di Bangladesh pada, Minggu (12/5/2025), di tengah meningkatnya korban jiwa akibat fenomena alam yang kerap terjadi di negara tersebut.

Dilansir Antara dari, sembilan orang dilaporkan meninggal di distrik Brahmanbaria Timur dan Kishoreganj, termasuk seorang anak dan beberapa petani.

Sementara itu, masing-masing satu orang tewas di Chapaiwabganj, Naogaon, Sherpur, dan Habiganj. Selain korban meninggal, empat orang lainnya mengalami luka akibat kejadian tersebut.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Bangladesh (BMD) telah memprakirakan terjadinya badai petir di sebagian besar wilayah negara itu pada Minggu malam, di tengah gelombang panas yang melanda, termasuk di ibu kota Dhaka.

Pada April lalu, 17 orang juga meninggal akibat sambaran petir di tujuh distrik, memicu seruan peningkatan kewaspadaan.

Forum Penyelamatan Masyarakat dan Kesadaran Badai Petir, sebuah organisasi sukarela yang bergerak dalam edukasi bahaya petir, menyampaikan keprihatinan atas tingginya angka kematian akibat sambaran petir.

Kabirul Bashar presiden organisasi tersebut, yang juga dosen Universitas Jahangirnagar, mengatakan lebih dari 70 persen korban petir di Bangladesh merupakan petani.

Ia menekankan pentingnya meningkatkan kewaspadaan karena secara teknis tidak ada cara untuk mencegah sambaran petir. “Kewaspadaan menjadi kunci keselamatan,” ujarnya.

Menurut data PBB, rata-rata 300 orang meninggal akibat sambaran petir setiap tahun di Bangladesh. Tahun ini, hingga 30 April, sudah tercatat 67 korban jiwa, sementara sepanjang 2024 jumlah korban mencapai 297 orang. Sebagian besar kematian terjadi pada periode April hingga Juni.

Dengan meningkatnya korban, BMD telah mengeluarkan peringatan bahaya petir sejak 1 April 2025. (ant/bel/bil/ipg)