
Apple dikabarkan tengah berupaya mengembalikan proyek kecerdasan artifisial generatif mereka, Apple Intelligence, ke jalur yang tepat agar dapat memenuhi tujuan awalnya. Langkah awal yang akan dilakukan, yakni membangun kembali Siri sebagai fondasi utama AI generatif tersebut.
Dilansir Antara, Senin (19/5/2025), informasi ini disampaikan oleh jurnalis senior Bloomberg, Mark Gurman. Ia menyebut bahwa Apple berencana membangun arsitektur baru untuk Siri, sepenuhnya berbasis pada model bahasa besar (LLM), bukan sekadar mengintegrasikan sistem lama dengan teknologi baru.
Sebelumnya, Apple diketahui mengembangkan LLM secara internal dengan nama “Siri”, namun integrasi AI dengan asisten digital ini beberapa kali mengalami kegagalan, termasuk penundaan peluncuran fitur-fitur terbaru.
Pendekatan terbaru Apple kini tidak lagi mengandalkan sistem lama, melainkan membangun ulang Siri dari nol dengan dukungan LLM sebagai inti mesin pencari berbasis AI. Tujuannya adalah menjadikan Siri lebih akurat, dapat dipercaya dalam menyampaikan informasi, dan mampu mengelola data dengan lebih baik.
Sebagian besar pemrosesan data dilakukan langsung di perangkat (on-device), memanfaatkan teknologi privacy differential untuk menjaga keamanan data pengguna. Apple hanya mengirimkan data yang telah disintesis untuk pelatihan AI di server mereka.
Salah satu cara untuk meningkatkan performa Siri adalah dengan memungkinkan versi LLM menelusuri web secara bebas, mengambil serta menyintesis informasi dari berbagai sumber.
Meski demikian, model ini berbeda dari layanan seperti Perplexity, perusahaan yang kabarnya sempat didekati Apple untuk bermitra dalam pengembangan pencarian AI di Safari.
Menariknya, John Giannandrea, Kepala AI Apple, disebut tidak lagi terlibat langsung dalam pengembangan Siri dan proyek robotika. Menurut Gurman, pada musim semi ini John telah dikeluarkan dari pengembangan produk tersebut, meskipun ia masih berupaya mempertahankan posisinya di perusahaan.
Pengembangan ulang Apple Intelligence ini dilatarbelakangi oleh sejumlah faktor. Beberapa di antaranya adalah lambatnya investasi Apple di bidang AI dibandingkan para pesaingnya seperti ChatGPT dan Google, serta ketidaksesuaian antara sistem Siri lama dengan sistem baru yang justru menimbulkan lebih banyak masalah saat diintegrasikan. (ant/dra/bil/iss)