
Lukman Leong analis mata uang mengatakan, penguatan nilai tukar (kurs) termasuk rupiah seiring kekhawatiran investor atas defisit fiskal Amerika Serikat (AS) masih berlanjut.
“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang masih melemah tertekan oleh kekhawatiran seputar defisit anggaran Pemerintah AS,” ujar Lukman dilansir dari Antara, Rabu (21/5/2025).
Penurunan peringkat utang pemerintah AS dari Aaa menjadi Aa1 oleh Moody’s bakal meningkatkan tekanan ekonomi AS yang tengah menghadapi risiko resesi di tengah peningkatan tarif dan ekspektasi inflasi.
Moody’s menjadikan utang pemerintah dan pembayaran bunga AS sebagai alasan penurunan peringkat tersebut.
Pemerintah dan Kongres AS dinilai gagal untuk membalikkan tren defisit fiskal tahunan yang besar dan kenaikan biaya bunga.
Sebagaimana dikutip dari Xinhua, Moody’s memprediksi defisit federal AS akan melebar hingga hampir 9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2035, naik dari 6,4 persen pada tahun 2024.
Adapun beban utang federal akan meningkat jadi sekitar 134 persen dari PDB pada tahun 2035, dibandingkan dengan 98 persen pada tahun 2024.
Mengacu Anadolu Agency, adanya peningkatan beban utang di AS memicu kekhawatiran ekonomi karena akan mempengaruhi upah, lapangan kerja, investasi, serta pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Perekonomian AS menghadapi ketidakseimbangan struktural dalam pendapatan dan pengeluaran.
Kelanjutan tren ini diperkirakan berisiko menyebabkan perlambatan pertumbuhan, jutaan orang kehilangan pekerjaan, dan penurunan investasi di tahun-tahun mendatang.
Pemerintah federal AS meminjam untuk menutupi saldo pengeluaran yang belum dibayar dari waktu ke waktu, mengambil uang dari surat utang, obligasi, dan lainnya.
Utang nasional AS sendiri terdiri dari jumlah pinjaman dan bunga yang harus dibayarkan kepada investor yang membeli surat berharga ini, dan mengalami peningkatan seiring defisit anggaran berulang.
Data Departemen Keuangan AS menunjukkan bahwa defisit anggaran pemerintah federal mencapai 1,05 triliun dolar AS per April 2025. Defisit tersebut mencapai 855,2 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun lalu.
Saat ini, utang nasional AS mencapai 36,2 triliun dolar AS, sedangkan rata-rata produk domestik bruto (PDB) AS untuk tahun fiskal 2024 adalah 28,83 triliun dolar AS.
Rasio utang terhadap PDB AS naik menjadi 123 persen pada tahun fiskal 2024, yang menunjukkan pemerintah akan menghadapi lebih banyak tantangan untuk membayar utang.
“Pernyataan dovish pejabat juga menekan dolar (terkait) kekhawatiran akan dampak defisit dan penurunan rating kredit,” kata Lukman.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diperkirakan berkisar Rp16.350-Rp16.450 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Rabu pagi di Jakarta menguat sebesar 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.412 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.413 per dolar AS. (ant/bel/saf/iss)