
Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur tercatat sebanyak empat kali erupsi dengan tinggi letusan hingga 1.000 meter di atas puncak pada Selasa (3/6/2025) pagi.
Erupsi pertama terjadi pukul 00.35 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 700 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
“Gunung Semeru kembali erupsi pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 200 meter di atas puncak atau 3.876 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara,” kata Liswanto Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.
Selang beberapa menit kemudian yakni pukul 05.55 WIB, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak atau 4.676 mdpl.
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,” katanya, dilansir Antara.
Erupsi keempat terjadi pada pukul 07.41 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak (4.176 mdpl) dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya.
“Erupsi itu terrekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 115 detik,” ujarnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi terkait dengan status Gunung Semeru yang masih Waspada atau Level II, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, kata dia, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
“Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” katanya.
Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.(ant/bel/lta/iss)