Selasa, 22 Juli 2025

Netanyahu Akui Gunakan Kelompok Kriminal Lokal di Gaza untuk Lawan Hamas

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel. Foto : Antara

Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel mengakui pemerintahnya menggunakan kelompok kriminal bersenjata lokal di Gaza untuk membantu memerangi Hamas.

Pernyataan itu disampaikan Netanyahu dalam video yang diunggah di platform X, Kamis (5/6/2025), setelah serangan militer Israel terbaru menewaskan sedikitnya 52 warga Palestina di Jalur Gaza.

Netanyahu mengatakan bahwa pemerintah telah “mengaktifkan” klan-klan kuat di Gaza berdasarkan saran dari para pejabat keamanan. Pernyataan ini sekaligus menjadi pengakuan publik pertama dari pemerintah Israel bahwa mereka mendukung kelompok bersenjata Palestina yang berbasis pada kekuatan keluarga di wilayah tersebut.

Melansir Al Jazeera, kelompok-kelompok ini dituduh oleh pekerja kemanusiaan melakukan kejahatan, termasuk menyerang warga sipil dan mencuri bantuan dari truk-truk logistik. Kondisi Gaza saat ini sangat memprihatinkan, dengan ancaman kelaparan besar akibat blokade ketat yang diberlakukan Israel sejak Oktober 2023.

Seorang pejabat Israel yang dikutip oleh kantor berita Associated Press menyebut salah satu kelompok yang dimaksud Netanyahu adalah “Pasukan Populer” (Popular Forces), dipimpin oleh Yasser Abu Shabab, tokoh klan lokal di Rafah.

Bulan lalu, harian Haaretz melaporkan aktivitas kelompok ini disebut sebagai “Layanan Anti-Teror”, terdiri dari sekitar 100 pria bersenjata yang beroperasi dengan restu diam-diam dari militer Israel.

Dalam beberapa pekan terakhir, kelompok Abu Shabab mengumumkan secara daring bahwa mereka membantu mengamankan pengiriman bantuan ke pusat distribusi baru yang didukung Amerika Serikat dan Israel, yang dijalankan oleh organisasi misterius bernama Gaza Humanitarian Foundation (GHF).

Hamdah Salhut Jurnalis Al Jazeera yang melaporkan dari Amman, Yordania, menyebut bahwa pengakuan Netanyahu ini memicu kritik luas.

“Oposisi Israel menyatakan bahwa tidak ada konsultasi di dalam kabinet mengenai hal ini. Netanyahu menyebut kelompok bersenjata ini bisa membantu Israel mengalahkan Hamas di Gaza,” ujarnya.

Namun, strategi ini menuai penolakan di dalam negeri. Banyak warga Israel menilai kelompok-kelompok itu sebagai organisasi kriminal bersenjata yang tidak seharusnya dipersenjatai, apalagi dengan senjata milik Israel.

Netanyahu menyampaikan pengakuannya pada hari yang kembali berdarah di Gaza. Militer Israel menggempur berbagai target di seluruh wilayah pesisir yang terkepung itu, sementara penduduknya berada di ambang kelaparan massal akibat blokade total.

Sejak pekan lalu, lebih dari 100 warga Palestina dilaporkan tewas dan puluhan lainnya terluka dalam insiden mematikan di lokasi distribusi bantuan yang dikelola GHF.

Dalam empat kejadian terpisah, tentara Israel melepaskan tembakan ke arah warga Palestina yang sedang mengantre bantuan, memicu kecaman luas dari komunitas internasional.(ap/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Selasa, 22 Juli 2025
29o
Kurs