Kamis, 16 Oktober 2025

Dinas KPKP DKI Jakarta Bantah Soal Program BPJS untuk Hewan

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Cuplikan rekaman video yang dirilis oleh Kementerian Kehakiman Kosta Rika menunjukkan para sipir penjara mengeluarkan narkoba yang diikatkan pada seekor kucing. Foto: AFP

Hasudungan Sidabalok Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (DPKP) DKI Jakarta membantah soal isu layanan kesehatan hewan dalam program BPJS hewan yang saat ini tengah ramai diperbincangkan publik.

Hasudungan menjelaskan bahwa program tersebut bukanlah BPJS seperti yang berlaku bagi manusia, namun subsidi atau potongan harga untuk pelayanan kesehatan hewan, khususnya bagi pemilik hewan dari kalangan kurang mampu.

“Bukan BPJS. Hanya subsidi atau potongan harga kalau BPJS kan ada iurannya. Wacana untuk memberikan subsidi kepada pemilik hewan yang kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan hewan,” katanya dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (13/6/2025) melansir Antara.

Sistem subsidi tersebut akan berlaku saat pemilik membawa hewannya untuk diperiksa ke Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan). Namun, Hasudungan menekankan  wacana ini masih dalam tahap perencanaan awal dan memerlukan kajian komprehensif sebelum diimplementasikan.

Sebelum direalisasikan, Hasudungan menyebut, Dinas KPKP lebih memilih untuk mempersiapkan sarana prasarana terlebih dahulu, seperti menambah Puskeswan karena untuk saat ini Jakarta baru memiliki dua Puskeswan, yakni di Ragunan, Jakarta Selatan, dan Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

Sebelumnya, Hardiyanto Kenneth Anggota Komisi C DPRD Jakarta Fraksi PDI-P mendorong wacana layanan BPJS hewan untuk pemilik yang kurang mampu karena tidak semua pemilik hewan di Jakarta memiliki kondisi ekonomi yang memadai.

“Tidak semua pemilik hewan berlatar belakang dari kalangan mampu. Kadang yang mereka rescue itu kucing liar dan anjing liar, biasanya mereka juga akan merawatnya. Mereka adalah garda terdepan dalam bantuan pada hewan domestik,” kata Kenneth.

Layanan BPJS hewan nantinya akan terintegrasi dengan sistem identifikasi peliharaan melalui microchip yang bertujuan untuk pendataan.

Oleh karena itu, Kenneth berharap agar Puskeswan Ragunan menjadi barometer pelayanan kesehatan hewan di Indonesia. Sebab, dia menyoroti Puskeswan Ragunan telah memiliki kemajuan pelayanan yang signifikan.

“Saya ingin Puskeswan ini menjadi contoh nasional dan internasional. Ini tantangan buat Dr. Hasudungan untuk mewujudkan rumah sakit hewan yang berstandar internasional,” kata dia.(ant/wld/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Kamis, 16 Oktober 2025
34o
Kurs