
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (17/6/2025) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap “wait and see” terhadap arah kebijakan The Fed.
IHSG ditutup menguat 38,26 poin atau 0,54 persen ke posisi 7.155,85. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,89 poin atau 0,62 persen ke posisi 799,88.
“Pelaku pasar menantikan arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed, yang di ekspektasikan suku bunga tetap bertahan di saat ketidakpastian tarif dagang AS yang tetap membebani sentimen pasar global,” ujar Maximilianus Nico Demus pakar pasar modal.
Dilansir dari Antara, The Fed diprediksi mempertahankan suku bunga acuan atau tidak berubah, sehingga pasar akan mencermati dengan saksama setiap arahan ke depan mengenai arah kebijakan moneternya.
Harapan untuk penurunan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini telah berkurang di tengah ketidakpastian terkait perdagangan dan tekanan inflasi yang dipicu oleh harga minyak yang lebih tinggi.
Selain itu, pelaku pasar cenderung bersikap hati-hati seiring masih terbebani ketegangan di Timur Tengah, kekhawatiran geopolitik tetap menjadi fokus.
Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) menyerukan evakuasi Teheran di tengah serangan udara Israel yang terus berlanjut, menegaskan kembali bahwa Iran seharusnya menerima kesepakatan nuklir yang diusulkannya.
Dilaporkan Iran bersedia untuk memulai kembali pembicaraan terkait program nuklir-nya selama AS tidak mencampuri konflik yang sedang terjadi antara Iran dan Israel.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) pada Rapat Dewan Gubernur 17 dan 18 Juni 2025.
Pelaku pasar memprediksi BI tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,5 persen, hal ini sebagai upaya untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global dengan perkembangan konflik Iran dan Israel.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor menguat yaitu dipimpin sektor transportasi & logistik yang naik sebesar 2,90 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor barang baku yang masing-masing naik sebesar 1,72 persen dan 1,67 persen.
Sedangkan dua sektor terkoreksi yaitu paling dalam sektor industri minus 1,01 persen, diikuti oleh sektor energi yang turun sebesar 0,62 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu ASPI, TMPO, PNSE, MBSS, dan LCKM. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni OBAT, KOPI, SMIL, SPRE, dan RGAS.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.224.651 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,83 miliar lembar saham senilai Rp11,93 triliun. Sebanyak 289 saham naik, 309 saham menurun, dan 209 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 256,17 poin atau 0,67 persen ke 38.567,50, indeks Hang Seng melemah 80,69 poin atau 0,53 persen ke 23.980,48, indeks Shanghai menguat 1,32 poin atau 0,04 persen ke 3.387,78, dan indeks Strait Times melemah 22,18 poin atau 0,57 persen ke 3.930,64. (ant/saf/ipg)