Parlemen Iran Setujui Penutupan Selat Hormuz, Gerbang Utama Transportasi Minyak Global

Parlemen Iran akhirnya menyetujui langkah pemerintah untuk menutup Selat Hormuz, jalur pelayaran strategis di Teluk Persia, menyusul serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.

Hal ini diumumkan oleh Mayor Jenderal Esmaeil Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, Minggu (22/6/2025) waktu setempat.

“Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup,” ujar Kowsari seperti dikutip kantor berita Anadolu, Senin (23/6/2025).

Meski demikian, keputusan akhir terkait implementasi kebijakan tersebut berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (Supreme National Security Council), yang merupakan otoritas keamanan tertinggi di negara itu.

Selat Hormuz dikenal sebagai gerbang utama transportasi minyak global. Setiap hari, hampir seperlima suplai minyak dunia melewati selat sempit ini, yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab. Penutupan selat ini berpotensi memicu lonjakan harga minyak dan ketegangan ekonomi global.

Adapun langkah parlemen ini merupakan bagian dari respons keras Iran terhadap serangan udara AS yang diluncurkan pada Minggu dini hari.

Sebelumnya, Donald Trump Presiden AS menyatakan bahwa militer AS telah membom tiga situs nuklir strategis di Fordo, Natanz, dan Isfahan, sebagai bagian dari dukungan terhadap operasi militer Israel terhadap Iran.

Serangan itu menandai eskalasi terbaru dalam konflik yang dimulai sejak 13 Juni, saat Israel secara mendadak meluncurkan kampanye militer besar-besaran ke wilayah Iran. Serangan tersebut memicu serangan balasan dari Teheran, termasuk peluncuran rudal ke wilayah Israel.

Menurut Kementerian Kesehatan Iran, setidaknya 430 warga tewas dan lebih dari 3.500 orang terluka akibat serangan Israel ke wilayah Iran. Di sisi lain, otoritas Israel melaporkan sedikitnya 25 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat serangan rudal balasan dari Iran. (ant/bil/iss)