Rabu, 9 Juli 2025

Ahli Perkapalan Duga KMP Tunu Tenggelam di Selat Bali karena Hilangnya Stabilitas

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Tim SAR Gabungan saat melakukan pencarian korban tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya hari kedua di area Selat Bali, Jumat (4/7/2025). Foto: Media Centre Basarnas Surabaya

Prof. Dr. Daniel M. Rosyid Ph. D. Ahli Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menduga penyebab tenggelamnya kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) karena kehilangan stabilitas.

Itu fitur paling penting bagi kapal dan semua benda terapung, untuk tetap Kembali tegak bahkan setelah dihantam ombak.

“Kemampuan itu sangat berkurang kalau terjadi kebocoran. Kedua, kalau ada air akibat gelombang yang naik ke geladak kendaraan, yang biasanya di Feri rendah untuk memudahkan masuk keluarnya mobil,” katanya saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Selasa (8/7/2025).

Penyebab kurang atau bahkan hilangnya stabilitas kapal itu beragam, selain karena kebocoran air di ruang mesin, di lampung kapal, termasuk di geladak yang tidak segera kering.

“Kalau kendaraan enggak diikat, dia ikut bergeser, memeprcepat kehilangan stabilitas tadi,” imbuhnya lagi.

Kapal bisa mengalami ini jika perawatannya buruk.

“Membuat lambung menipis kena karat lalu bocor. Atau genset macet. Apalagi air masuk dalam kamar mesin, akan blackout,” tegasnya.

Jika benar dugaan air bocor masuk ruang mesin kapal, menurutnya itu masalah serius.

“Mungkin kemampuan merawat berkurang karena rvenue berkurang, sehingga banyak under maintenance,” ucapnya.

Ia minta kekurangan ini jadi alarm pemerintah untuk lebih sungguh-sungguh memperhatikan dan memperbaiki penyeberangan sebagai layanan vital sebagai negara kepulauan.

“Lingkungan bsinis pelayaran harus diperbaiki supaya operator punya margin yang cukup agar bisa merawat kapal dengan baik,” jelasnya.

Perawatan kapal jadi kebutuhan pokok yang tidak boleh dilewatkan dan harus jadi perhatian pemerintah.

“(perawatan) lambung, karena mengalami penipisan akibat karat atau tubrukan dengan dermaga dan sebagainya. Lalu mesin. Untuk lintasan penyeberangan cukup bahaya di Selat Bali karena arus sangat kuat maka keandalan mesin sangat penting jangan sampai mogok, kalau mogok terbawa arus dia. Mangkanya perawatan itu jadi isu pokok dalam angkutan umum yang mesti dapat perhatian dari pemerintah,” bebernya.

Perbaikan menyeluruh untuk lingkungan bisnis penyeberangan menurutnya juga perlu agar operator kapal punya margin untuk merawat kapal.

“Ini catatan sangat buruk bagi Kemenhub, karena ini layanan vital bagi negeri kepulauan kita,” tuturnya.

Soal dugaan kelebihan muatan penumpang, ia tidak tahu detil. Tapi, ia menyarankan seharusnya kapal tertib mengikat kendaraan muatan saat penyeberangan berlangsung agar tidak bergeser.

“Kalau kecenderungan overload bisa saja,” tandasnya. (lta/iss)

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Rabu, 9 Juli 2025
23o
Kurs