
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Timur (Jatim) mencatat adanya peningkatan pengguna QRIS selama enam tahun terakhir.
Himawan Kusprianto Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI mengatakan, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi segmen QRIS hingga pertengahan tahun 2025 ini.
“QRIS menjadi pondasi digital, terutama bagi segmen UMKM yang saat ini mendominasi dengan porsi 93 persen sampai Maret 2025,” terangnya, Minggu (20/7/2025).
Pengguna QRIS, didominasi oleh Gen Z yang mencapai presentase 27,94 persen. Disusul oleh Milenial 25,87 persen, Gen X 21,88 persen, Boomer 31,23 persen, dan Gen Alpha 10,88 persen.
“Perkembangan QRIS sangat akseleratif sejak pandemi hingga saat ini, karena kemudahan penggunaan, partisipasi ekonomi Genzi dwn penetrasi mobile phone yang semakin masif,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa QRIS memiliki inovasi dari tahun ke tahun. Di tahun 2019 ada QRIS Merchant Presented Mode (MPM), pelanggan bisa memindai kode QR yang disediakan oleh merchant untuk melakukan pembayaran.
Pada tahun 2020, terdapat QRIS Tatap Tatap Muka (TTM) yang merupakan fitur transaksi tanpa perlu bertemu langsung antara pembeli dan penjual. Pembeli bisa melakukan pembayaran dengan memindai kode QRIS yang dikirimkan atau tersedia secara online.
Di tahun 2020 juga, dibuat QRIS Customer Presented Mode (CPM) yang merupakan metode pembayaran dengan cara pelanggan menunjukkan QR Code dari aplikasi pembayaran mereka, yang bisa dipindai oleh merchant untuk menyelesaikan transaksi. Inovasi tersebut kemudian diimplementasikan pada 2022.
Setelah itu, terdapat QRIS Paylater yang memungkinkan pengguna menggunakan sumber pendanaan kredit. QRIS model ini diluncurkan pada tahun 2021.
Kemudian secara bertahap dari tahun 2021 hingga 2023, QRIS diupayakan bisa digunakan antarnegara, seperti di Malaysia, Singapura dan Thailand.
BI pada tahun 2022 mengembangkan QRIS Tuntas yang kemudian bisa diimplementasikan pada tahun 2023. QRIS Tuntas ini, memungkinkan pengguna melakukan tarik tunai, transfer, dan setor tunai hanya dengan memindai kode QR.
Pada 2024, BI kembali membuat inovasi dengan meluncurkan QRIS Tap, yakni fitur pembayaran dengan cara menempelkan perangkat yang mendukung Near Field Communication (NFC) ke mesin EDC atau terminal pembayaran yang juga mendukung NFC tanpa perlu melakukan pemindaian kode QR. QRIS tap diimplementasikan pada 2025.
Pengembangan QRIS, kata dia, merupakan upaya BI menyediakan alternatif cara bayar yang mudah bagi masyarakat maupun UMKM, sekaligus merespon arus inovasi digital dengan tetap memitigasi fragmentasi industri.
“Jadi, bagaimana menyediakan infrastruktur publik yang mampu menyerap arus digitalisasi,” pungkasnya.(ris/bil/iss)