Sabtu, 2 Agustus 2025

Indonesia Rawan Tsunami, Masyarakat Diminta Tingkatkan Kesadaran Kebencanaan

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Masyarakat setempat memperbaiki kerusakan gedung sekolah yang terdampak gempa di Pulau Bawean, Rabu (8/5/2024). Foto: Humas Pemprov Jatim

Indonesia menjadi salah satu negara rawan mengalami bencana tsunami karena kondisi geografis yang berada di jalur cincin api dan jalur tumbukan tiga lempeng bumi.

Amien Widodo peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menerangkan, tiga lempeng yang melewati Indonesia di antaranya, lempeng Indo-Australia di bagian selatan, lempeng Euro-Asia di bagian utara, dan lempeng pasifik di bagian timur.

“Ketiga lempeng ini terus bergerak dan saling bertumbukan yang mengakibatkan gempa berulang di tempat dengan magnitude hampir sama dalam periode ulang tertentu,” katanya, Jumat (1/8/2025).

Amien menyebut, dua zona tumbukan paling besar dan perlu diwaspadai di Indonesia adalah lempeng Samudera Hindia-Australia dan lempeng Euro-Asia, yang berada sekitar 300 kilometer dari selatan Pulau Jawa.

Karena, tumbukan tersebut membentuk paling Jawa dengan panjang 5.600 kilometer yang membentang dari Kepulauan Andaman-Nicobar hingga Sumba.

“Tumbukan ini menyebabkan terbentuknya palung samudera, lipatan, punggungan, dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa. Gunung api yang berada di Indonesia berjumlah 129 dan 13 persen dari gunung api aktif dunia berada di negara kita,” jelasnya.

Dr. Amien Widodo pakar geologi dan peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Foto: ITS Surabaya

Dengan banyaknya faktor gempa yang terjadi di Indonesia, Amien berharap agar masyarakat bisa lebih meningkatkan kesadaran kebencanaan untuk menekan korban jiwa.

“Pada hakikatnya gempa tidak pernah membunuh tapi ketidaktahuan, ketidakmautahuan, dan ketidakingintahuan bisa menyebabkan kita terbunuh,” tegasnya.

Amien mengatakan, ketidaktahuan masyarakat tentang gempa dapat membuat masyarakat kesulitan merespon gempa hingga berujung kepanikan. Ketidakingintahuan membuat masyarakat terpengaruh isu tidak berdasar.

Sedangkan ketidakmautahuan membuat masyarakat abai dengan mitigasi bencana.

Dia menambahkan, penting bagi masyarakat untuk paham tentang literasi kebencanaan, terutama mereka yang bermukim di kawasan rawan tsunami.

“Harapannya mereka tahu apa yang harus dilakukan agar bisa selamat bila tsunami sewaktu-waktu terjadi. Lebih jauh bila kesadaran dan pengetahuan ini terbentuk sejak awal, bukan tak mungkin mereka ajan selamat dan bisa menyelamatkan banyak orang,” tandasnya.(kir/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 2 Agustus 2025
31o
Kurs