
Penelitian terbaru yang didanai National Institutes of Health (NIH) menemukan bahwa orang dewasa dengan riwayat kecanduan alkohol atau obat-obatan lebih mungkin mencapai pemulihan berkelanjutan jika mereka juga berhenti merokok.
Temuan ini menegaskan pentingnya memasukkan program berhenti merokok dalam upaya pemulihan dari kecanduan.
“Kami kini memiliki bukti kuat dari sampel nasional yang menunjukkan bahwa berhenti merokok dapat meningkatkan pemulihan dari gangguan penggunaan zat lainnya,” kata Nora Volkow Direktur National Institute on Drug Abuse (NIDA).
“Studi ini menggarisbawahi pentingnya menangani berbagai kecanduan secara bersamaan, alih-alih secara terpisah.”
Melansir situs NIH, Kamis (28/8/2025), analisis dilakukan terhadap data 2.652 orang berusia 18 tahun ke atas dengan riwayat gangguan penggunaan zat, yang dilacak perubahan status pemulihannya selama empat tahun dalam studi Population Assessment of Tobacco and Health (PATH).
Hasilnya menunjukkan bahwa peralihan dari status perokok aktif menjadi mantan perokok dikaitkan dengan peningkatan peluang 42 persen untuk berada dalam tahap pemulihan dari gangguan kecanduan non-tembakau.
Wilson Compton, Wakil Direktur NIDA sekaligus penulis senior studi ini, menegaskan bahwa meskipun manfaat kesehatan dari berhenti merokok sudah lama diketahui, penghentian merokok jarang diprioritaskan dalam program pengobatan kecanduan.
“Temuan ini memperkuat dukungan untuk memasukkan berhenti merokok sebagai bagian dari perawatan kecanduan,” ujarnya.
Meski hasil studi longitudinal ini kuat menunjukkan kaitan positif, para peneliti menekankan perlunya riset lanjutan untuk memastikan hubungan kausal serta strategi terbaik mendukung penghentian merokok bagi mereka yang sedang menjalani perawatan kecanduan.
Studi PATH sendiri merupakan penelitian kohort longitudinal yang sedang berlangsung, melibatkan sampel representatif secara nasional dari remaja dan dewasa di AS, dan didanai oleh NIH bersama Food and Drug Administration (FDA). (ata/bil/ham)