
Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mencatat 126 anak cacingan selama semester awal 2025.
Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut jumlah itu data sementara hingga Juni 2025.
“Berdasarkan data pelaporan dari Fasyankes di Kota Surabaya pada tahun 2025 (sampai Juni 2025) menunjukkan jumlah penderita cacingan sebanyak 126 anak. Dari kasus tersebut semua sudah tertatalaksana sesuai standar,” katanya, Jumat (5/9/2025).
Nanik menyebut, Dinkes Surabaya selama ini sudah melakukan upaya pencegahan yaitu pemantauan secara rutin khususnya di Posyandu dan sekolah melalui kegiatan Posyandu serta UKS.
Kemudian melakukan diseminasi informasi secara masif ke masyarakat terkait penyakit cacingan dan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS). Baik melalui penempelan media edukasi di tempat-tempat umum ataupun melalui media online.
“Melakukan tindak pencegahan dengan kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Kecacingan secara rutin periode bulan April dan Oktober setiap tahunnya,” ujarnya.
Ia mengatakan, seluruh wilayah di Surabaya telah terintegrasi dengan kegiatan pengecekan Posyandu Keluarga dan Cek Kesehatan Gratis (CKG), sehingga mendapatkan akses kesehatan yang mudah.
“Pemeriksaan khusus seperti kecacingan (identifikasi parasit dan derajat kecacingan), dilakukan apabila ada indikasi yang ditemukan pada penderita,” jelasnya.
Menurutnya cacingan pada anak seringkali dikaitkan pada kurangnya menjaga kebersihan diri serta kebersihan lingkungan.
“Penderita cacingan cenderung ditemukan pada usia anak karena anak-anak tidak rutin mencuci tangan, sering menggigit kuku, tidak menggunakan alas kaki ketika bermain khususnya pada area tanah, makan makanan yang tidak terjaga kebersihannya dan masih banyak lagi,” tandasnya.(lta/kir/faz)