Sabtu, 27 September 2025

Netanyahu Ngotot Bela Agresi Israel di Gaza Meski Puluhan Delegasi Walk-Out dari Sidang PBB

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel saat ngotot di Sidang Umum PBB, Jumat (26/9/2025), dengan mengatakan negaranya dalam bahaya meski sudah melakukan genosida terhadap 65 ribu warga Gaza. Foto: CityNewsToronto

Meski ditinggal walk-out oleh puluhan pemimpin negara, pejabat, dan diplomat, Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel tetap ngotot membela agresi militernya di Gaza, yang telah menewaskan setidaknya lebih dari 65 ribu warga Palestina.

Diketahui para delegasi itu walk-out dari ruang sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Jumat (19/9/2025). Mereka meninggalkan ruangan saat Netanyahu menyampaikan pidatonya.

Melansir Al Jazeera, tak hanya ditinggal walk-out, Netayahu bahkan disoraki “HUUU” oleh para delegasi. Alhasil, pidato Netanyahu berlangsung di hadapan ruang sidang yang tampak kosong.

Tapi, meski menghadapi isolasi internasional, Netanyahu tetap ngotot membela agresinya di Gaza. Bahkan, ia mengecam negara-negara Barat yang dalam beberapa hari terakhir resmi mengakui kemerdekaan Palestina.

“Itu akan menjadi noda aib bagi kalian semua. Keputusan memalukan itu hanya akan mendorong terorisme terhadap orang Yahudi dan terhadap orang-orang tak berdosa di seluruh dunia,” kata Netanyahu pada kesempatan itu.

Dalam pidatonya, Netanyahu menegaskan bahwa Israel “harus menyelesaikan pekerjaan” di Gaza pascaserangan Hamas pada Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.139 orang warega Israel.

“Pemimpin Barat mungkin menyerah di bawah tekanan. Tapi saya jamin satu hal: Israel tidak akan,” tegasnya.

Ia juga mengirim pesan langsung kepada para sandera Israel yang masih ditahan Hamas. “Kami tidak lupa, bahkan sedetik pun. Rakyat Israel bersama kalian. Kami tidak akan berhenti sampai membawa kalian pulang.”

Netanyahu mengklaim pesan itu dikirim ke ponsel para pemimpin Hamas, dengan ultimatum: menyerah dan lepaskan sandera, atau mati.

Bantahan Genosida dan Kritik Meluas

Netanyahu berulang kali menyebut serangan Hamas 2023 sebagai pembenaran untuk melanjutkan perang. Ia bahkan menampilkan peta bertajuk “Kutukan” yang menggambarkan “tujuh front perang” Israel melawan Gaza, Iran, Lebanon, Suriah, Yaman, dan milisi Irak.

Meski laporan PBB dan banyak pakar menuding Israel melakukan genosida di Gaza, Netanyahu membantahnya. Ia menegaskan Israel tidak mungkin melakukan genosida karena selalu meminta warga sipil mengungsi sebelum serangan.

Ia juga menolak tuduhan bahwa Israel sengaja membuat warga Gaza kelaparan, dengan menuding Hamas mencuri bantuan kemanusiaan. Namun, laporan internal USAID AS pada Juni lalu justru menyebut tidak ada bukti sistematis terkait penjarahan bantuan oleh Hamas.

Pidato Netanyahu menuai kecaman, termasuk dari dalam negeri Israel. Pemimpin oposisi Yair Lapid menyebutnya sebagai “pidato lemah penuh keluhan dan trik basi” karena tidak menawarkan rencana perdamaian untuk membebaskan para sandera.

Sementara itu, Pemerintah Gaza menuding Netanyahu memproduksi “delapan kebohongan besar” di PBB untuk membenarkan agresi militer dan genosida di Jalur Gaza.

Protes Massa di New York

Aksi walk-out delegasi negara di ruang sidang PBB berbarengan dengan protes besar di jalanan New York. Ribuan orang turun ke jalan mengecam kehadiran Netanyahu serta agresi Israel di Gaza.

“Dia tidak diterima di New York City,” ujar seorang perwakilan Palestinian Youth Movement kepada Al Jazeera. (bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Sabtu, 27 September 2025
33o
Kurs