
Bank Jatim Jazz Traffic Festival 2025 tidak hanya menawarkan pertunjukan musik yang memukau, tetapi juga kesempatan bagi penjual kuliner lokal untuk membuka stand.
Meskipun konser musik biasanya dipenuhi dengan makanan kekinian, festival kali ini menyuguhkan berbagai jenis kuliner lokal dan makanan tradisional yang berhasil menarik perhatian pengunjung.
Salah satu yang memanfaatkan peluang ini adalah Nasek Medureh Mik Fatimah X Kedai Caca, yang menyajikan menu khas Madura. Siti, pemilik stand, mengatakan bahwa keinginannya untuk menghadirkan nasi Madura di konser-konser musik seperti Jazz Traffic 2025 terinspirasi oleh jarangnya makanan tradisional ditemukan di acara musik.
“Kan jarang ada makanan tradisional di konser musik, jadi kami ambil peluang itu dengan jualan nasi Madura, terus juga ada martabak jadul,” ujar Siti saat diwawancarai di standnya pada Minggu (28/9/2025).
Siti juga mengungkapkan antusiasme pengunjung yang sangat tinggi. Nasi Madura yang dijualnya ludes terjual hanya dalam beberapa jam, bahkan pada pukul 8 malam, menu tersebut sudah habis. Begitu juga dengan martabak jadul yang habis terjual pada pukul 6 sore.
“Kemarin banyak sekali yang datang. Nasi Madura habis di jam 8, terus martabaknya juga habis jam 6,” ungkap Siti dengan semangat.
Tak hanya nasi Madura, Nasi Bakar Berkah juga menarik perhatian pengunjung dengan menawarkan nasi bakar dengan berbagai topping, seperti ayam dan tongkol. Fahmah, pemilik Nasi Bakar Berkah, menyebutkan bahwa mereka melihat peluang besar untuk menjual nasi bakar di acara konser musik.
“Kami jual nasi bakar di Jazz Traffic 2025 ini karena jarang sekali melihat ada yang jual nasi bakar di konser musik,” ujar Fahmah.
Lumpur Bakar Jumbo Nien Tety turut memanfaatkan peluang dengan menjual kue lumpur khas Sidoarjo. Kue ini disajikan dengan berbagai topping pilihan. Syifa, pemilik stand, mengatakan bahwa ia ingin memperkenalkan makanan tradisional kepada generasi muda.
“Biar anak-anak muda ini tidak pernah melupakan makanan tradisional,” ujar Syifa.
Tak ketinggalan, Cendol Dawet Cenda juga turut hadir untuk menarik perhatian konsumen muda, terutama Gen Z. Cendol Dawet yang dijual di stand ini berbeda dari biasanya karena menggunakan susu, bukan santan, sebagai bahan dasar. Ayen, pemilik Cendol Dawet Cenda, menjelaskan bahwa perubahan komposisi ini sengaja dilakukan agar lebih cocok dengan selera Gen Z.
“Biasanya kan pake santan, kalau Cenda pake susu. Salah satu alasannya ya biar Gen Z mau coba,” jelas Ayen. (nis/saf/faz)