
Memasuki hari kelima pencarian korban tertimbun reruntuhan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran Sidoarjo, Jumat (3/10/2025), tercatat tujuh pasien masih dirawat di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo.
Dokter (dr.) Atok Irawan Direktur RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo menyebut, dari 45 korban yang dilarikan, dua orang dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (30/9/2025), kemudian 36 orang rawat jalan atau pulang, dan tujuh masih dirawat hingga sekarang.
“Kemarin ada yang amputasi di TKP (Nur Ahmad) masih dirawat, kemudian satu lagi amputasi di sini (Syaifur Rosi) karena memang di kaki ya cross injury,” ungkapnya.
Dari ketujuh pasien, satu di antaranya Syehlendra Haical masih diobservasi sebelum benar-benar diputuskan akan diamputasi kaki kirinya, karena ada jaringan mati atau nekrosis.
“Kita masih observasi. Nanti kita cek dengan perawat, dokter bedah atau dengan dokter ortopedi akan melakukan pemeriksaan lagi,” ungkapnya lagi.
Satu pasien atas nama Alfatih Cakra Buana, korban selamat tanpa luka yang berhasil dievakuasi dihari ketiga, akan pulang hari ini setelah kontrol.
Selain memantau pemulihan fisik para pasien, dr. Atok memastikan dokter memantau trauma korban.
“Ya kan untuk pendekatan dokter kan dokter itu sebenarnya sudah sebagai psikolog ya psikiatri jadi ya sambil visit sambil menanyakan penyakitnya itu sudah memberikan suasana ketenangan, suasana bagaimana pasien mengetahui bagaimana langkah diagnostik langkah terapi. Itu sudah dilakukan,” paparnya.
Sejauh ini para pasien, lanjutnya, sudah belajar menerima kondisinya termasuk yang harus kehilangan anggota tubuh karena amputasi.
“Tapi yang jelas ini anak-anak ini kan memang tipe-tipe yang anak-anak yang tabah ya selama di pondok ya. Mereka sudah terbiasa mulai hidup mandiri. Jadi saya memang (akui) karena anak-anak ini lebih tegar dibanding anak biasa yang mungkin di luar pondok pesantren ya,” tandasnya. (lta/bil/ipg)