Kamis, 9 Oktober 2025

Pemadam Kebakaran Surabaya Percepat Response Time Dari 7 Jadi 6,5 Menit

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Mobil pemadam kebakaran saat berada di Jalan Kayoon, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya, Jumat (3/1/2025). Foto: Risky suarasurabaya.net

Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya mempercepat response time dari yang awalnya 7 menit, kini menjadi 6,5 menit.

Laksita Rini Sevriani Kepala DPKP Surabaya menyebut percepatan itu sebagai bentuk upaya meningkatkan kesiapsiagaan untuk menekan risiko, dan meminimalkan kerugian akibat kebakaran.

“Kami terus berupaya memberikan pelayanan terbaik. Response time kami kini adalah 6,5 menit untuk sampai di lokasi kejadian. Ini adalah percepatan dari standar tujuh menit, tujuannya jelas untuk menurunkan risiko dan memperkecil korban jiwa, serta kerugian material,” ujar Laksita Rini dalam keterangannya, Kamis (9/10/2025).

Laksita Rini Sevriani Kepala DPKP Kota Surabaya, Kamis (4/9/2025). Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

Peningkatan kesiapsiagaan itu berkaca dari lonjakan kasus kebakaran yang pada bulan September mencapai 51 kejadian. Jumlah itu naik dibanding bulan-bulan sebelumnya.

“Total 51 kejadian, kami tangani selama September. Ini merupakan dampak nyata dari musim panas yang sedang mencapai puncaknya,” jelas dia.

Peningkatan kejadian ini dipicu beberapa faktor kombinasi, antara puncak musim panas ekstrem dan kelalaian dalam instalasi kelistrikan serta penggunaan alat rumah tangga.

Sementara dari angka 51 kejadian, yang paling banyak yaitu kebakaran alang-alang atau lahan terbuka, dimana pada bulan September ada sebanyak 20 kejadian.

“Dua puluh kejadian itu mayoritas adalah kebakaran alang-alang. Kondisi cuaca yang sangat panas, ditambah hembusan angin yang tinggi, membuat alang-alang menjadi sangat kering dan mudah terbakar. Begitu ada pemicu, api menyebar dengan sangat cepat,” rincinya.

Laksita Rini menjelaskan, faktor pemicu kebakarannya ada dua, yaitu faktor alam dan manusia. Untuk faktor alam, biasanya karena cuaca yang begitu terik, alang-alang yang sangat kering bisa terbakar tanpa sengaja.

“Kami juga tidak bisa mengabaikan faktor alam. Pada cuaca sepanas ini, alang-alang yang sangat kering dan kemungkinan adanya pecahan kaca di lahan terbuka yang berfungsi seperti lensa, dapat menimbulkan panas terfokus, akhirnya memicu api tanpa intervensi langsung dari manusia,” tambahnya.

Sedangkan untuk faktor manusia, seringnya bermula dari kebiasaan warga yang membakar sampah di ruang terbuka. “Kami sering menemukan bahwa begitu ada angin, daun-daun kering atau rumput yang terbakar itu menggelinding atau terbang, akhirnya memicu kebakaran di spot-spot lain,” terangnya.

DPKP Surabaya juga mencatat kebakaran permukiman sepanjang bulan September ada sebanyak 12 kasus. Insiden ini umumnya terjadi akibat kelalaian di dapur dan masalah kelistrikan.

“Kami mengimbau kepada ibu-ibu dan seluruh warga, meskipun hanya keluar sebentar, tolong matikan kompor. Jangan sampai karena lupa, misalnya karena terlalu asyik ngerumpi dengan tetangga, api membesar dan menyebabkan kerugian material besar,” pesannya.

Terkait kelistrikan dan alat elektronik, terdapat beberapa kasus yang bersumber dari kelalaian dalam penggunaan alat sehari-hari.

“Sebagai contoh, di apartemen, kami menemukan kasus di mana penggunaan hair dryer tidak tepat. Alat ini dipakai untuk mengeringkan benda lain di luar fungsi normalnya, sehingga menimbulkan panas berlebih (overheat). Saat dilempar ke tempat tidur, alat tersebut memicu api,” ungkapnya.

Termasuk, lanjut Laksita Rini, yakni pengisian daya atau charging HP yang tidak aman juga menjadi pemicu. Dia menjelaskan panas yang dihasilkan oleh proses charging pada HP atau charger, dapat membakar busa kasur atau material di bawahnya, sehingga memicu api.

Karenanya, ia mengimbau kepada masyarakat terkait pentingnya instalasi kelistrikan yang aman, mengingat banyaknya kasus kebakaran yang dipicu oleh konsleting.

“Ini penting sekali untuk seluruh warga Surabaya. Tolong jangan menumpuk sekring atau menggunakan kabel yang kecil. Sekarang ini kita semua punya banyak elektronik, seperti AC, dispenser, dan TV. Kalau sekring ditumpuk, beban listriknya terlalu berat, dan risiko konsleting itu sangat tinggi. Gunakan kabel yang besar dan standar,” pesannya.

DPKP akan terus memasifkan sosialisasi dan simulasi kebakaran, mulai dari tingkat PAUD hingga PKK, sebagai bentuk pengenalan pencegahan sejak dini.

“Warga diimbau untuk berupaya memadamkan api dalam tiga menit pertama. Jika api tidak dapat dikendalikan, jangan ragu untuk segera menghubungi 112 untuk insiden kebakaran atau evakuasi darurat lainnya,” tandasnya. (lta/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Kamis, 9 Oktober 2025
33o
Kurs