
Setidaknya 14 penambang meninggal dunia di El Callao, sebuah kota pertambangan di negara bagian Bolivar, Venezuela selatan, setelah sebuah tambang emas runtuh akibat banjir bandang yang melanda negara tersebut baru-baru ini.
Dilansir dari Antara, bencana itu terjadi setelah hujan deras selama empat jam yang dimulai pada Minggu (12/10/2025) sore.
Hujan deras tersebut langsung membanjiri gua-gua bawah tanah, menewaskan sebelas penambang yang berada di dalamnya.
Tiga penambang lainnya tewas setelah terjebak di dekat pompa motor yang digunakan untuk menyedot air di lokasi kerja penambangan.
Para penambang terjebak di tiga sumur, masing-masing sedalam antara 30 dan 40 meter, yang tiba-tiba meluap akibat volume air yang sangat besar saat mereka melakukan pekerjaan ekstraksi bawah tanah.
Sistem Manajemen Risiko Nasional mengonfirmasi insiden tersebut, dan menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa kecelakaan itu terjadi di sebuah tambang yang dikenal sebagai tambang “Cuatro Esquinas de Caratal” yang terletak sekitar 850 kilometer di tenggara ibu kota Caracas, dekat perbatasan dengan Guyana dan Brasil.
Organisasi tersebut merinci bahwa pihak berwenang saat ini sedang memompa air dari area yang terendam banjir sebagai langkah yang diperlukan sebelum dapat mengevakuasi jenazah.
Operasi penyelamatan melibatkan setidaknya lima badan keamanan, penyelamatan, dan pelindungan sipil di samping unit-unit militer. Jumlah korban resmi berdasarkan keterangan dari para penambang yang berhasil lolos dari banjir.
Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan upaya keras para penyelamat dan rekan-rekannya dalam mengevakuasi jenazah dari lumpur dan genangan air.
Organisasi pelindungan lingkungan telah lama memperingatkan bahwa operasi penambangan di wilayah tersebut beroperasi dalam kondisi yang sangat berbahaya.
Perekonomian El Callao sebagian besar bergantung pada ekstraksi emas, yang menopang sebagian besar dari 30 ribu penduduknya. (ant/fan/saf/ipg)