Minggu, 19 Oktober 2025

Jatim Jadi Provinsi dengan Partisipasi Pilkada Tertinggi di Indonesia

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Salah satu warga Surabaya memasukkan kertas ke kotak suara selepas mencoblos di TPS dalam Pilkada Serentak 2024. Foto: Shava suarasurabaya.net

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI merilis Indeks Partisipasi Pilkada (IPP) dari Pilkada Tahun 2024. IPP mencatat empat provinsi yang masuk ke dalam kategori paling partisipatif dalam penyelenggaraan Pilkada, salah satunya Jawa Timur.

Empat provinsi itu yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Menurut August Mellaz Komisioner KPU RI, Secara umum tingkat partisipasi pemilih Indonesia sudah berada pada level engagement.

“IPP ini menjadi media untuk mendokumentasikan segenap proses pembelajaran dalam visi pendidikan pemilih berkelanjutan, yang fase pertamanya merekam inisiatif dan kemudian inovasi yang mendorong partisipasi,” kata August dilansir dari Antara, Sabtu (18/10/2025).

Adapun tingkat partisipasi pemilih di Jawa Timur sebesar 80,87 persen, Jawa Tengah sebesar 79,10 persen, Sulawesi Utara sebesar 79,05, dan Sulawesi Selatan 78,27 persen.

Ia menjelaskan bahwa ada tiga level dalam indeks itu, participatory, engagement, dan involvement.

Dalam paparannya, August menjelaskan empat provinsi masuk ke dalam kategori participatory, 31 provinsi masuk kategori engagement, dan 2 provinsi masuk kategori involvement.

Sedangkan untuk tingkat kabupaten/kota, August menyampaikan, sebanyak 24 kabupaten/kota masuk ke dalam kategori participatory, 446 kabupaten/kota masuk kategori engagement, dan 38 kabupaten/kota masuk kategori involvement.

Menurutnya, indeks itu mengukur lima dimensi utama, yakni registrasi pemilih, pencalonan, kampanye, sosialisasi, pendidikan pemilih, dan partisipasi masyarakat, serta tingkat partisipasi pemilih (Voter Turnout).

Sementara itu, Mochammad Afifuddin Ketua KPU RI mengatakan, upaya meningkatkan partisipasi pemilih masih merupakan tantangan bagi seluruh pihak.

Menurutnya, inovasi-inovasi perlu dikembangkan agar mampu meyakinkan pemilih menggunakan hak pilihnya.

“Kita kuatkan bagaimana cara KPU mendorong partisipasi tinggi, ini tantangan yang pertama. Yang kedua, penguatan ataupun desain yang lebih baik ini butuh riset. Apa itu riset? Meneliti apa yang kurang praktek baik dipertahankan, yang kurang baik ditingkatkan,” kata Afif. (ant/saf/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Minggu, 19 Oktober 2025
29o
Kurs