Raja Juli Antoni Menteri Kehutanan (Menhut) menyebut capaian penurunan luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun ini terjadi salah satunya karena sinergi penegakan hukum dengan Kepolisian RI (Polri) di lapangan yang menimbulkan efek jera.
“Penegakan hukum yang tegas dari Polri membuat efek jera di daerah rawan karhutla semakin terasa,” ujar Raja Juli Antoni dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Sabtu (25/10/2025) yang dikutip Antara.
Hal itu disampaikan usai pertemuan dengan Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo Kapolri di Jakarta pada Jumat (14/10/2025) kemarin.
Menhut mengungkapkan bahwa luas hutan dan lahan yang terbakar secara nasional berhasil ditekan dari 376 ribu hektare pada 2024, menjadi 213 ribu hektare tahun ini.
Jumlah itu juga turun signifikan dibandingkan puncak luasan karhutla pada 2015 yang mencapai 2.611.411 hektare dan pada 2019 seluas 1.649.258 hektare.
Secara rinci untuk karhutla pada tahun ini luas kebakaran di lahan gambut mencapai 24.212 hektare dan lahan mineral 189.772 hektare.
Selain itu, titik panas (hotspot) periode 1 Januari-26 September 2025 tercatat 2.248 titik, jumlah ini mengalami penurunan 23,9 persen dibandingkan 2024 sebanyak 2.954 titik.
Menhut menyampaikan keberhasilan itu berkat kepemimpinan Prabowo Subianto Presiden serta kolaborasi kuat antar instansi, termasuk TNI dan Polri.
Dalam kesempatan yang sama, Jenderal Listyo Sigit menyatakan bahwa sepanjang 2025 pihaknya sudah menangani 83 tersangka pelaku pembakaran hutan dan lahan, meningkat dari 47 kasus pada 2024.
“Langkah preventif dan penegakan hukum kami perkuat agar karhutla terus menurun,” ujar Kapolri. (ant/bil/iss)
NOW ON AIR SSFM 100
