Jumat, 31 Oktober 2025

Menkomdigi Targetkan Lelang Frekuensi 2,6 GHz untuk Perkuat Koneksi 5G Dilakukan Akhir Tahun

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Meutya Hafid Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) menyampaikan sambutannya dalam sesi diskusi yang digelar pada ajang FEKDI x IFSE 2025 di Jakarta Pusat, Kamis (30/10/2025). Foto: Antara

Meutya Hafid Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), menargetkan lelang pita frekuensi 2,6 GHz akan dilaksanakan pada akhir tahun 2025. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya memperkuat infrastruktur jaringan 5G di Indonesia.

“Mudah-mudahan untuk kejar akhir tahun ini, kita juga akan melakukan lelang dari 2,6 GHz untuk pembangunan 5G,” ujar Meutya dalam acara FEKDI x IFSE 2025, dikutip dari Antara, Kamis (30/10/2025).

Ia menambahkan, proses lelang frekuensi tersebut diharapkan selesai tahun depan sehingga pembangunan jaringan 5G dapat segera dimulai dan dirasakan masyarakat.

“Kalau lancar, tahun depan selesai dan pembangunannya juga sudah mulai dirasakan tahun depan,” jelasnya.

Pita frekuensi radio 2,6 GHz dikenal sebagai salah satu mid-band yang memiliki kapasitas besar dengan total bandwidth 190 MHz. Frekuensi ini menggunakan moda Time Division Duplex (TDD) dan memiliki ekosistem perangkat 4G dan 5G terbanyak kedua di dunia.

Menurut Meutya, penambahan pita frekuensi radio untuk mobile broadband sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan pengalaman internet masyarakat Indonesia. Karena itu, Kemkomdigi tengah menyiapkan pelelangan pita 2,6 GHz guna memperkuat jaringan digital nasional.

Ia juga berharap lelang frekuensi berteknologi fixed wireless access ini dapat memperluas akses internet rumah tangga dengan harga yang lebih terjangkau.

“Jadi tahun kedua dari (pemerintahan) Prabowo Presiden, percepatan-percepatan itu akan dilakukan karena administrasi, paperwork, dan persiapan di tahun pertama sudah dilakukan dengan baik,” ujarnya.

Selain itu, Meutya menyoroti konsolidasi industri telekomunikasi yang terjadi dalam satu tahun terakhir. Ia menilai langkah tersebut membawa dampak positif bagi kesehatan industri digital nasional.

“Dulu kita punya empat operator keseluruhan, sekarang tinggal tiga, jadi ada konsolidasi industri yang terjadi dalam satu tahun terakhir,” kata Meutya. (ant/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Surabaya
Jumat, 31 Oktober 2025
26o
Kurs