Jumat, 31 Oktober 2025

Posko Aduan Pertamina di SPBU Kebonsari Terima 20-an Laporan Warga soal Motor Brebet

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Salah satu posko aduan Pertamina yang ada di SPBU Kebonsari Surabaya. Selama tiga hari dibuka, posko aduan ini telah menerima lebih dari 20 laporan warga, Kamis (30/10/2025). Foto: Akira suarasurabaya.net

Sejak dibuka pada Selasa (28/10/2025) lalu, posko aduan Pertamina di SPBU Kebonsari selalu didatangi oleh warga. Keluhannya sama, soal motor brebet setelah menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite.

Bahkan menurut Reyvaldi Supervisor SPBU Kebonsari 54601107, laporan keluhan warga selalu bertambah tiap harinya.

“Pada hari pertama, ada enam orang yang membuat laporan. Hari kedua, ada sembilan keluhan. Hari ini, saya nggak hitung tapi kalau lebih dari 10, ada,” terangnya saat ditemui suarasurabaya.net, Kamis (30/10/2025).

Aldi sapaan akrabnya menerangkan, setiap warga yang akan melaporkan kondisi kendaraannya dimintai beberapa dokumen untuk mendukung pengisian form keluhan konsumen.

Seperti, membawa fotokopi identitas atau KTP, laporan tempat pengisian BBM Pertalite, membawa sample BBM dari kendaraan, dan membawa nota asli total biaya perbaikan yang disebabkan BBM Pertalite.

Setelah menyerahkan dokumen pendukung, BBM di motor tersebut akan ditap untuk diganti dengan jenis Pertamax sesuai dengan jumlah pembelian.

“Misal mereka beli 2,5 liter, akan kami ganti sejumlah itu. Atau mereka beli Rp25 ribu, kami juga akan ganti dengan nominal yang sama,” tambahnya.

Adapun motor warga yang dikeluhkan brebet, lanjut Aldi, setelah dilakukan pengecekan ke bengkel, ditemukan kalau busi motornya mengalami penurunan fungsi.

“Setelah dicek ke bengkel, jadi busi motornya itu sampai gosong. Itu yang membuat motor warga brebet. Padahal harusnya kalau busi baru, warnanya masih putih,” tuturnya.

Meski begitu, Aldi tidak bisa memastikan apakah kerusakan busi itu akibat pengisian bahan bakar. Karena, di SPBU tempat dia bekerja selalu dilakukan pengecekan setiap kiriman BBM datang.

“Kalau di kami, biasanya setiap ada kiriman BBM datang selalu dilakukan pengecekan kadar air. Kalau ada indikasi air tercampur di BBM, kami nggak akan bongkar. Kami kembalikan lagi,” jelasnya.

Sementara itu, Dina salah satu warga yang motornya brebet, menjelaskan kalau keluhan itu dia rasakan sejak, Senin (27/10/2025). Tapi, dia baru mengadukan hari ini setelah motor miliknya sempat mati.

“Waktu antar anak sekolah, motor saya sempat mati. Terus saya cerita ke suami, baru saya bawa ke posko ini,” ungkapnya.

Antrean pengendara motor yang mengisi BBM Pertalite di SPBU Kebonsari Surabaya, Kamis (30/10/2025). Foto: Akira suarasurabaya.net

Sebelumnya, Ahad Rahedi Area Manager Communication Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus mengatakan, akan melakukan pendataan dengan mencatat waktu pembelian, jenis produk, jumlah liter, serta menyimpan nota transaksi.

Data tersebut nantinya akan digunakan untuk pelacakan lebih lanjut oleh Pertamina.

“Termasuk histori pembelian produknya, beli produk apa, jam berapa, berapa liter gitu ya. Biasanya kan sudah diberikan nota pada saat pembelian. Sebagai bagian bahwa nanti pengecekan untuk pendataan dan pengecekan lebih lanjut,” jelasnya.

Selain kembali ke SPBU asal, masyarakat juga bisa melaporkan keluhan ke kanal resmi Pertamina Call Center 135 untuk keperluan pendataan dan pelacakan distribusi produk.

“Kalau memang masyarakat terlanjur jauh dari SPBU belinya, juga bisa melaporkan informasi keluhan ini ke 135. Karena kebutuhan utamanya adalah pendataan. Dengan mendata kita bisa lihat histori pembelian SPBU mana yang perlu kita cek langsung,” tambah Ahad.

Dari pendataan tersebut, Pertamina bisa menelusuri pengiriman BBM dari terminal mana yang digunakan hingga ke mobil tangki yang mengantarkan.

“Kita bisa melihat pengiriman yang mana di SPBU yang mana, menggunakan kendaraan mobil tangki nomor berapa, kita bisa langsung pindah lagi,” paparnya.

Ahad menegaskan, Pertamina terus mengumpulkan laporan dari berbagai daerah, terutama di Bojonegoro dan Lamongan yang sejak Minggu kemarin sudah ramai, sambil melakukan uji laboratorium terhadap sampel bahan bakar dari SPBU yang dilaporkan.

“Masyarakat bisa bantu percepatan pengumpulan data. Titik-titiknya supaya kita bisa tahu SPBU mana yang baru kita cek, apakah ternyata dari produknya, atau dari SPBU, atau dari tangki kendaraan masyarakatnya,” ujarnya.

Ia juga memastikan, setiap laporan akan ditindaklanjuti untuk memastikan mutu dan keamanan produk bahan bakar tetap terjaga.

“Mohon bantuan juga agar jika ada yang ini diinformasikan supaya segera menghubungi ke 135. Kita butuh percepatan pengumpulan data ini supaya bisa cepat kita ukur data secepatnya,” pungkas Ahad.(kir/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Surabaya
Jumat, 31 Oktober 2025
26o
Kurs