Selasa, 11 November 2025

80 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia Akibat Topan Kalmaegi di Filipina

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Tim Evakuasi dari Palang Merah Filipina saat mengevkauasi warga setelah terkepung banjir di Provinsi Cebu, Filipina. Foto: Antara

80 orang dilaporkan meninggal dunia akibat Topan Kalmaegi menerjang wilayah tengah Filipina hingga, Rabu (5/11/2025) malam.

Melansir Antara, pejabat setempat mengungkapkan bahwa selain 80 orang meninggal dunia, ada pula 75 orang yang dilaporkan hilang.

Sementara itu, lebih dari 570.000 orang terpaksa mengungsi akibat banjir dan kerusakan parah yang ditimbulkan oleh badai tersebut.

Pulau wisata Cebu menjadi daerah yang paling terdampak dan menyumbang lebih dari separuh jumlah korban tewas, menurut data Kantor Pertahanan Sipil.

Jovy Gerodias (50), pegawai pemerintah Provinsi Cebu yang tinggal di Kota Talisay di bagian tengah pulau tersebut, menceritakan kembali banjir parah yang ia saksikan di dekat rumahnya saat terjadi puncak badai pada Selasa dini hari.

“Kami kemudian baru tahu bahwa banjir di sejumlah tempat di perumahan kami sudah setinggi dada. Banyak mobil, sampah, dan juga perabotan terseret arus hingga menutup akses masuk ke perumahan kami kemarin,” katanya.

Angka kematian itu termasuk awak helikopter militer yang jatuh di pulau selatan Mindanao usai lepas landas untuk memeriksa kerusakan akibat topan.

Diberitakan sebelumnya, Topan Kalmaegi menghantam Filipina pada 3 Oktober 2025 lalu.

Anthony Damalerio Kepala Kantor Penanggulangan dan Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Bohol melaporkan bahwa banjir merendam jalan-jalan di Provinsi Cebu, dengan beberapa di antaranya mencapai lantai dua rumah. Pemadaman listrik melanda Pulau Siargao yang merupakan salah satu destinasi wisata paling populer di negara itu setelah angin kencang dan dahsyat menerjang pulau tersebut.

Petugas informasi Provinsi Surigao del Norte Janis Medina-Regino mengatakan lebih dari 70.000 orang di provinsi itu telah berada di pusat-pusat evakuasi, sebagian di antaranya sejak Minggu (2/11/2025), sebelum Kalmaegi mendarat sekitar Senin tengah malam waktu setempat.

Otoritas Penerbangan Sipil Filipina mengatakan topan tersebut memaksa maskapai-maskapai membatalkan hampir 100 penerbangan.

Biro cuaca negara itu memperingatkan bahwa Kalmaegi, yang secara lokal dikenal sebagai Tino, bergerak ke arah barat-barat laut dengan kecepatan 25 km per jam pada Selasa pagi, dan akan membawa gelombang badai yang “mengancam jiwa dan merusak” hingga 3 meter.(ant/kir/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 11 November 2025
24o
Kurs