Selasa, 11 November 2025

Kasus Penculikan Bilqis, Legislator Desak Polisi Segera Bongkar Sindikat Perdagangan Anak

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Mafirion Anggota DPR RI dari Fraksi PKB. Foto: Istimewa

Kasus penculikan Bilqis, anak berusia empat tahun asal Makassar, Sulawesi Selatan, yang akhirnya ditemukan di Kabupaten Merangin, Jambi, dapat perhatian luas publik.

Mafirion anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi PKB menilai peristiwa ini bukan kasus tunggal, melainkan bagian dari jaringan kejahatan terorganisir yang harus segera dibongkar.

“Kami menilai penculikan Bilqis ini fenomena gunung es terkait adanya sindikat penculikan dan penjualan anak di bawah umur di Indonesia. Kami mendesak aparat kepolisian membongkar sindikat penculikan dan penjualan anak ini agar tidak anak Indonesia bisa hidup aman,” ujar Mafirion, Senin (10/11/2025).

Menurutnya, pola pergerakan pelaku dalam kasus ini menunjukkan indikasi kuat adanya jaringan yang terstruktur. Bilqis yang diculik di Makassar bisa dengan cepat berpindah tangan hingga ke berbagai daerah dengan nilai jual yang berbeda-beda.

“Bayangkan, seorang perempuan menculik korban di area playground di Makassar, kemudian menjualnya ke pembeli di Sukoharjo seharga Rp3 juta. Dari sana, korban dijual kembali kepada orang lain dengan harga Rp30 juta. Rantai ini menunjukkan adanya pasar gelap untuk perdagangan anak, lengkap dengan pelaku, pembeli, dan perantara yang saling berkomplot,” katanya.

Mafirion kemudian mengapresiasi kerja cepat aparat dalam menemukan Bilqis. Namun, ia menekankan bahwa temuan ini harus menjadi pintu masuk untuk membongkar jaringan besar di baliknya.

“Penemuan korban di Jambi mengindikasikan adanya jalur khusus yang digunakan sindikat perdagangan anak. Kepolisian perlu menelusuri siapa saja yang terlibat, bagaimana pola pergerakannya, serta siapa yang menjadi otak di balik operasi ini,” jelasnya.

Legislator asal Riau itu juga menyoroti potensi keterkaitan jaringan lokal dengan jaringan internasional, mengingat gesitnya perpindahan korban dari satu wilayah ke wilayah lain.

“Kasus Bilqis harus menjadi momentum bagi aparat untuk memutus mata rantai perdagangan anak di Indonesia. Keberhasilan menemukan korban tidak cukup; yang terpenting adalah membongkar dan memusnahkan sindikatnya hingga ke akar,” pungkasnya. (bil/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 11 November 2025
24o
Kurs