Topan Super Fung-wong, salah satu badai terkuat yang melanda Filipina tahun ini, menewaskan sedikitnya empat orang dan memaksa lebih dari satu juta warga mengungsi.
Pemerintah mulai menilai dampak kerusakan setelah badai mereda pada Senin, meski laporan kerusakan besar belum diterima.
Dilansir dari Reuters pada Senin (10/22/2025), badai yang menghantam daratan Luzon itu membawa angin kencang, hujan lebat, dan gelombang tinggi, membuat banyak warga berjaga semalaman.
“Kami tidak bisa tidur karena angin menerpa atap logam dan menumbangkan pepohonan,” ujar Romeo Mariano, warga Isabela yang mengungsi bersama neneknya. “Saat kami keluar pagi ini, kami melihat rumah kami rusak parah.”
Menurut Raffy Alejandro pejabat pertahanan sipil, perkiraan awal menunjukkan korban jiwa kemungkinan tetap rendah. Namun, bencana tanah longsor di Kota Kayapa, Provinsi Nueva Vizcaya, menewaskan dua anak setelah rumah mereka tertimbun. Dua korban lain meninggal akibat tenggelam dan tertimpa reruntuhan bangunan.
Di Provinsi Aurora, tempat topan pertama kali mendarat, sedikitnya empat kota masih terisolasi akibat longsor, tambah Alejandro.
Berdasarkan perkiraan cuaca, Fung-wong kini bergerak ke arah timur laut menuju Taiwan dengan kecepatan angin 130–160 kilometer per jam. Meski kekuatannya menurun, badai ini masih berpotensi menimbulkan hujan lebat dan gelombang tinggi di kawasan pesisir.
Fung-wong merupakan badai ke-21 yang melanda Filipina tahun ini. Badai ini datang sepekan setelah Topan Kalmaegi menewaskan 224 orang di Filipina dan lima lainnya di Vietnam.
Badan meteorologi Taiwan memperingatkan bahwa Fung-wong diperkirakan menghantam pantai barat pulau itu pada Rabu (12/11/2025).
Hujan terberat kemungkinan terjadi di wilayah timur yang bergunung-gunung — daerah yang pada September lalu dilanda banjir mematikan dan menewaskan 18 orang. Pemerintah Taiwan telah menginstruksikan evakuasi dini di kota Guangfu untuk mencegah korban lebih banyak. (saf/faz)
NOW ON AIR SSFM 100
