Jumat, 21 November 2025

Hadapi Tekanan Berat, PTS Se-Jatim Tinggalkan Persaingan Horizontal dan Perkuat Kolaborasi Pendidikan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Pertemuan PTS Se-Jatim membahas tantangan pendidikan tinggi ke depan di Untag Surabaya. Foto: Untag Surabaya

Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sedang menghadapi tekanan berat dalam dunia pendidikan, mulai dari ekspansi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) hingga masuknya perguruan tinggi asing ke Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh J. Subekti Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya dalam forum PTS se-Jawa Timur (Jatim) yang digelar di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.

“PTS terdesak oleh hadirnya PTNBH yang begitu besar meraup mahasiswa. Masalah ini belum selesai, ada delapan perguruan tinggi asing akan hadir di Indonesia dan lima (di antaranya) di Jatim. Bagi kami ini bukan ancaman, namun tantangan yang memerlukan respon,” kata Subekti dalam keterangannya, Kamis (20/11/2025).

Karena itu, pihaknya mengajak seluruh PTS untuk meninggalkan pola persaingan horizontal dan beralih kepada kolaborasi untuk memajukan pendidikan.

“Harapan kami, PTS di Jatim bangkit kembali, tidak pesimis tapi optimis. Untag Surabaya sebagai PTS unggul menyiapkan diri memfasilitasi apapun yang dibutuhkan teman-teman. Berbagi tidak harus kaya dulu, yang penting ada niat dan tekad,” ucapnya.

Sementara Budi Endarto Ketua Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP-PTSI) Jatim mengatakan bahwa transformasi tidak hanya berlaku pada perguruan tinggi, tetapi juga badan penyelenggara.

“Seringkali yang ditransformasi adalah perguruan tinggi swasta. Ini cukup menarik karena badan penyelenggara pun perlu transformasi. Manakala PTS itu bertransformasi namun badan penyelenggaranya konservatif, itu seringkali terjadi konflik kepentingan dan konflik yang tidak perlu,” ujarnya.

Thomas Suyatno Ketua Umum ABP-PTSI menambahkan bahwa penataan dana penelitian juga penting. Menurutnya, tantangan riset di Indonesia juga terkait ekosistem industri yang belum banyak menugaskan penelitian sebagaimana terjadi di negara lain, sehingga membuat kampus harus mampu menghadirkan kebaruan (novelty) agar tidak tertinggal.

“Kami mohon agar dana penelitian ditingkatkan dan alirannya ke pendidikan swasta ditata. Di luar negeri, penghasilan terbesar dosen berasal dari penelitian, bukan mengajar,” paparnya.

Sementara itu, Dyah Sawitri Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jatim menegaskan bahwa PTS merupakan bagian penting dalam pondasi SDM Indonesia Emas. Ia menekankan bahwa dunia kerja berubah cepat sehingga lulusan PTS harus lebih adaptif, kompetitif, dan siap menghadapi era kemajuan zaman.

“Kita tidak perlu berkeluh kesah, hilangkan keluh kesah, tapi tumbuhkan motivasi untuk bangkit bersama PTS khususnya di wilayah VII Jatim,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Mukhamad Najib Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal, Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Republik Indonesia menjelaskan, ada empat pilar yang harus diperkuat PTS, pertama reformasi tata kelola yayasan yang transparan, akuntabel, dan profesional.

Kedua, penguatan kapasitas akademik dan riset melalui kolaborasi internasional, publikasi bereputasi, dan program studi unggulan. Ketiga, digitalisasi dan inovasi pembelajaran untuk meningkatkan akses dan kualitas. Serta keempat, akreditasi dan benchmarking global dengan mengikuti standar internasional seperti QS dan THE.

Ia juga menekankan bahwa internasionalisasi PTS adalah kebutuhan mendesak. Menurutnya, standar kelas dunia penting untuk meningkatkan daya saing global, reputasi, akreditasi, hingga menarik talenta internasional. “Lulusan yang terpapar lingkungan global lebih siap menghadapi pasar kerja internasional,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga meluruskan persepsi bahwa PTNBH menjadi penyebab utama turunnya jumlah mahasiswa PTS tidaklah benar.

“Datanya perlu dilihat. Ada juga PTS yang kelebihan mahasiswa. Bisa jadi bukan karena PTNBH, tapi dinamika persaingan antar-PTS. Jumlah mahasiswa baru di Jawa Timur meningkat 30.000 pada 2024-2025. Karena itu, peningkatan kualitas dinilai menjadi kunci daya tarik PTS. ABP-PTSI komit meningkatkan pengelolaan agar kualitas PTS semakin meningkat dan tetap menjadi pilihan calon mahasiswa potensial,” jabarnya.(ris/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Jumat, 21 November 2025
27o
Kurs