Jumat, 21 November 2025

Kadin Jatim Minta Industri Perbesar Serapan Pemagangan 2026, Tekankan Hilirisasi Riset

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Adik Dwi Putranto Ketua Kadin Jatim saat acara Sosialisasi Program Ajakan Industri 2026 di Graha Kadin Jawa Timur, Surabaya, Kamis (20/11/2025). Foto: Istimewa

Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Ketum Kadin) Jawa Timur (Jatim) menegaskan bahwa keterlibatan industri sangat krusial dalam membuka kesempatan pemagangan yang didukung pembiayaan pemerintah.

Ia menyebut Jatim sempat hampir tersusul Jawa Tengah dalam serapan program pemagangan pemerintah, sehingga pada tahun 2026 keterlibatan industri harus meningkat signifikan.

“Ajakan industri 2026 buat kami juga sangat penting, tolong dimanfaatkan kesempatan untuk menerima pemagangan yang programnya pemerintah yang dapat uang saku itu,” ujar Adik dalam acara Sosialisasi Program Ajakan Industri 2026 di Graha Kadin Jawa Timur, Surabaya, Kamis (20/11/2025).

Adapun kegiatan ini mempertemukan pelaku industri, perguruan tinggi, dan pemerintah untuk memperkuat ruang pemagangan bagi mahasiswa serta mendorong hilirisasi riset guna meningkatkan kompetensi tenaga kerja masa depan.

Adik menambahkan bahwa keberhasilan pemagangan sangat ditentukan kesiapan instruktur di perusahaan. Karena itu, Kadin turut diberi tugas mensertifikasi pelatih tempat kerja agar pemagangan tersusun dan menghasilkan kompetensi nyata.

Adik juga mencontohkan manfaat langsung yang diterima industri ketika mahasiswa magang terlibat menyelesaikan persoalan teknologi dan efisiensi.

“Ketika saya terima pemagangan itu, anak-anak magang telepon dosennya untuk bagaimana memecahkan problem yang dihadapi industri,” ungkapnya. Ia menegaskan teknologi terapan dari kampus dapat menjadi solusi nyata bagi kebutuhan industri, terutama dalam efisiensi dan digitalisasi.

Arif Irwansyah Direktur PENS menilai Program Ajakan Industri menjadi momentum mempererat hubungan kampus dan dunia usaha. Lebih dari 300 perwakilan industri hadir, menunjukkan minat kuat untuk berkolaborasi.

Menurutnya, riset kampus siap dimanfaatkan industri dengan pola saling melengkapi. “Harapannya apa-apa yang kami kembangkan itu bisa dimanfaatkan oleh industri, atau sebaliknya industri menyampaikan ke kami untuk mengoptimalkan produk,” jelasnya.

Ia juga menyinggung studi ke Jepang yang menunjukkan keberhasilan ekosistem riset ketika kampus, industri, dan pemerintah memahami perannya masing-masing. Arif berharap kegiatan ini berlanjut pada pemetaan kebutuhan teknologi industri Jatim.

Iwan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim menegaskan bahwa penguatan SDM adalah fondasi ekonomi daerah. Ia mengapresiasi sinergi industri dan kampus dalam mendorong inovasi agar daya saing tetap terjaga.

“Menyiapkan tenaga kerja yang berikan income terhadap negara, teman-teman semuanya yang menggerakkan roda perekonomian,” katanya.

Ia juga menyebut kontribusi sektor industri pengolahan sebesar 31,16 persen terhadap PDRB Jawa Timur menjadi alasan kuat mendorong inovasi berkelanjutan. Menurutnya, tidak semua industri memiliki akses teknologi.

“Akses untuk mendapatkan inovasi teknologi masih menjadi kesulitan bagi sebagian besar industri Jawa Timur, kegiatan ini sangat luar biasa mudah-mudahan mampu mendorong inovasi di Jawa Timur,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Fauzan Adziman Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendikstaintek menjelaskan arah kebijakan riset nasional kini digerakkan dari permasalahan nyata industri.

“Riset tidak lagi berbasis keinginan peneliti, tetapi kami mendengarkan apa yang dibutuhkan industri,” tegasnya. Menurutnya, keberhasilan hilirisasi riset mensyaratkan industri sebagai pemimpin riset dan kampus sebagai mitra pemecah masalah.

Ia menuturkan Indonesia memiliki kekuatan riset besar dengan 300 ribu dosen dan sekitar 10 juta mahasiswa yang dapat diberdayakan. Program Ajakan Industri memungkinkan perusahaan mengajukan kebutuhan teknologi lalu dicocokkan dengan kampus melalui platform nasional.

Fauzan juga menyampaikan pendanaan riset prioritas tahun 2026 mencapai lebih dari Rp4 triliun, termasuk dukungan hilirisasi melalui kolaborasi dengan perbankan Himbara. “Kami membuat conveyor dari hulu sampai hilir, dari riset, prototipe, standar, hingga investasi,” jelasnya. (ant/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Jumat, 21 November 2025
30o
Kurs