Senin, 24 November 2025

Balai Bahasa Jatim Luncurkan 123 Buku Cerita Anak Dwibahasa yang Libatkan 200 Kreator

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Pembagian Sertifikat kepada kreator bahasa, mulai penulis, penerjemah, hingga ilustrator di di Balai Riung, Hotel Mercure Surabaya Grand Mirama, Senin (24/11/2025). Foto: Dimas Tri Agung Mg suarasurabaya.net

Balai Bahasa Jawa Timur (Jatim) meluncurkan 123 Buku Cerita Anak Dwibahasa bergambar yang ditulis dan dikerjakan oleh lebih dari 200 kreator bahasa, mulai penulis, penerjemah, hingga ilustrator.

Puji Retno Hardiningtyas, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jatim menyampaikan bahwa program penulisan dan penerjemahan cerita anak berbahasa daerah merupakan bagian dari kegiatan nasional DUI Bahasa yang berjalan sejak 2021.

“Provinsi Jawa Timur melaksanakan rangkaian penulisan sejak Februari 2025 hingga hari ini. Cerita anak yang ditulis mencakup Bahasa Jawa, Jawa Dialek Using, dan Bahasa Madura,” ujarnya dalam sambutan kegiatan Diseminasi dan Peluncuran Produk Terjemahan 2025 di Balai Riung, Hotel Mercure Surabaya Grand Mirama, Senin (24/11/2025).

Peluncuran buku Cerita Anak Dwibahasa di Balai Riung, Hotel Mercure Surabaya Grand Mirama, Senin (24/11/2025). Foto: Dimas Tri Agung Pamungkas Mg suarasurabaya.net

Retno menjelaskan sejak 2021 sampai 2025, Balai Bahasa Jatim telah menyumbang 375 judul buku cerita anak. Secara nasional, Badan Bahasa bekerja sama dengan berbagai mitra hingga menerjemahkan ribuan judul buku, termasuk 343 buku dari bahasa daerah ke Bahasa Indonesia dan bahasa asing.

Kegiatan diseminasi ini, kata dia, bertujuan memperkenalkan produk cerita anak yang telah diterbitkan sekaligus menyebarluaskan hasil penerjemahan yang dikerjakan tim penerjemahan di Jatim.

Sementara itu, Awaludin Rusiandi Ketua Pelaksana sekaligus Ketua Tim Pengembangan Balai Bahasa Jatim menjelaskan bahwa 123 buku tahun ini merupakan produk dari proses panjang sejak seleksi naskah, penerjemah, hingga ilustrator.

“Kami mulai sejak Februari 2025. Seleksinya berlapis, dari naskah bahasa daerah, penerjemah ke Bahasa Indonesia, hingga ilustrator. Total ada lebih dari 200 orang terlibat,” ujarnya kepada suarasurabaya.net.

Selain peluncuran buku, Balai Bahasa juga memperkenalkan sejumlah inovasi baru seperti Libaste, Kasada, Bipaloka, Tular Bahasa, dan Kamus Video Bisi Bahasa Isyarat.

Awaludin menambahkan, inovasi kamus video isyarat dibuat sebagai upaya membuka akses bagi komunitas Tuli, sekaligus memetakan variasi dialek bahasa isyarat di Indonesia yang selama ini belum terdokumentasikan secara komprehensif.

“Balai Bahasa punya tanggung jawab menangani bahasa lisan maupun bahasa isyarat. Karena itu kami berupaya mempromosikan kosa isyarat sebagai langkah awal menuju pengembangan kamus yang lebih lengkap,” pungkasnya.

Adapun kegiatan peluncuran tahun ini menjadi yang ketiga setelah sebelumnya digelar pada 2023 dan 2024.(mas/bil)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 24 November 2025
28o
Kurs