Selasa, 25 November 2025

Kemenag Siapkan Standar Kompetensi Marbot Masjid, Tak Hanya Soal Kebersihan

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Dok. Masjid Al-Akbar. Foto: Akira suarasurabaya.net

Kementerian Agama tengah menyiapkan rancangan standar kompetensi marbot masjid yang mencakup kemampuan ibadah, fikih, operasional teknologi, manajerial, hingga keterampilan sosial dan digital. Hal ini disampaikan Arsad Hidayat Direktur Urais Binsyar Kemenag, saat membuka Temu Nasional Marbot Masjid Indonesia di Jakarta, Senin (24/11/2024).

Acara tersebut menghadirkan 34 marbot dari berbagai daerah. Arsad menjelaskan bahwa marbot di masa mendatang tidak hanya bertugas menjaga kebersihan masjid, tetapi juga berperan mendukung kegiatan ibadah dan pelayanan jemaah.

“Ke depan, marbot bukan sekadar pembersih masjid. Marbot harus mampu menjadi badal imam dan badal khatib ketika diperlukan. Itu artinya kompetensi ibadah, bacaan Al-Qur’an, dan pengetahuan mereka harus teruji,” ujarnya, seperti dilaporkan Laman Kemenag.

Arsad menekankan pentingnya pemahaman fikih, terutama terkait taharah dan penanganan najis, sebagai dasar agar masjid selalu layak digunakan beribadah. Marbot juga dituntut memahami perangkat operasional masjid.

“Kalau lampu mati, kalau toa mendengung, kalau equalizer bermasalah yang pertama dicari itu marbot,” tegasnya.

Selain itu, marbot perlu menguasai kemampuan administrasi seperti pencatatan pengeluaran, pelaporan kerusakan fasilitas, dan pengorganisasian kebutuhan masjid.

“Jangan beranggapan marbot tidak butuh kemampuan administrasi. Marbot harus bisa mencatat, mengelola, dan melaporkan kebutuhan masjid,” ujarnya.

Arsad juga menyoroti pentingnya sikap ramah karena marbot menjadi figur pertama yang ditemui pengunjung masjid. “Marbot harus punya 3S: senyum, salam, sapa. Jangan sampai orang datang disambut dengan wajah cuek atau nada tinggi,” pesannya.

Ia mendorong marbot aktif di media sosial untuk mendukung publikasi kegiatan masjid.

“Kegiatan masjid, termasuk program sosial, harus bisa dipublikasikan. Ini era digital. Marbot juga harus bisa memperkenalkan masjidnya kepada masyarakat,” ujarnya.

Arsad berharap peserta membawa pulang empat dimensi kompetensi secara utuh: ubudiyah, operasional, manajerial, dan sosial-digital. “Mari kita bangun marbot profesional yang menjadi kebanggaan umat,” tutupnya.

Nurul Badruttamam Kasubdit Kemasjidan menyampaikan pentingnya peningkatan kapasitas marbot. Selama tiga hari, peserta akan mendapatkan pembinaan dari berbagai narasumber seperti Biro Dikmental Pemprov DKI, LTM PBNU, staf khusus Menteri Agama, hingga Wakil Gubernur DKI.

Pada hari kedua, Menteri Agama dijadwalkan hadir memberikan pengarahan dan menyerahkan hadiah sayembara kaos bertema kemasjidan.

“Kami senang bisa bertemu para marbot dari seluruh Indonesia. Ini pertemuan orang-orang hebat yang menghidupkan masjid di daerahnya. Kami siap membina dan menguatkan marbot se-Indonesia,” ujarnya.

Nurul juga meminta peserta aktif mendokumentasikan kegiatan dan mempublikasikannya di media sosial. “Minimal punya Facebook atau Instagram. Kita ingin masjid-masjid yang dikelola marbot menjadi lebih dikenal, lebih dekat, dan lebih dipercaya masyarakat,” katanya.

Temu Nasional Marbot Masjid Indonesia menjadi wadah berbagi pengalaman sekaligus menyamakan standar kompetensi marbot di seluruh Indonesia. Kemenag berharap kegiatan ini menjadi pijakan lahirnya marbot profesional yang mampu menjaga masjid tetap bersih, aman, ramah jemaah, dan maju di era digital. (ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 25 November 2025
34o
Kurs