Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mulai memeriksa delapan perusahaan yang beroperasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru untuk menelusuri dugaan kontribusi aktivitas usaha terhadap banjir dan longsor di wilayah tersebut.
Empat perusahaan pertama diperiksa pada Senin (8/12/2025), sementara empat lainnya dijadwalkan hadir keesokan harinya.
“Ya, hari ini delapan perusahaan dipanggil secara bergantian. Hari ini empat perusahaan, besok empat perusahaan, yang memiliki persetujuan lingkungan di dalam Daerah Aliran Sungai Batang Toru,” kata Hanif Faisol Nurofiq Menteri Lingkungan Hidup (LH) dilansir dari Antara, Senin (8/12/2025).
Delapan perusahaan yang dipanggil untuk memberikan keterangan kepada Deputi Penegakan Hukum (Gakkum) KLH/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) termasuk PT AR yang bergerak di bidang pertambangan.
Kemudian terdapat PT TPL, PT TN/PT SNP dan PT MST yang bergerak di sektor kehutanan, termasuk pemilik izin konsesi hutan, PTPN III yang bergerak di bidang perkebunan, serta PT NSHE, PT PJMHP, dan PT SGI yang merupakan pengelola proyek energi baru terbarukan.
Sebelumnya, Menteri LH sudah memerintahkan penghentian sementara operasi empat perusahaan di DAS Batang Toru termasuk perusahaan sawit, tambang, pembangkit listrik, dan Hutan Tanaman Industri (HTI). Penghentian sementara dilakukan untuk melakukan audit lingkungan.
“Hari ini sedang dievaluasi semua. Kemudian yang empat diantaranya, kita lakukan penghentian operasional. Karena disinyalir berkontribusi cukup besar di dalam banjir di Batang Toru,” tutur Menteri LH.
Rizal Irawan Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup KLH/BPLH dalam pernyataan resmi menjelaskan, hasil pantauan udara menunjukkan adanya pembukaan lahan masif yang memperbesar tekanan pada DAS.
“Dari overview helikopter, terlihat jelas aktivitas pembukaan lahan untuk PLTA, hutan tanaman industri, pertambangan, dan kebun sawit. Tekanan ini memicu turunnya material kayu dan erosi dalam jumlah besar. Kami akan terus memperluas pengawasan ke Batang Toru, Garoga, dan DAS lain di Sumatra Utara,” kata Rizal Irawan.(ant/fan/saf/rid)
NOW ON AIR SSFM 100
