Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo menekankan kesejahteraan masyarakat sebagai fondasi pembangunan daerah. Subandi Bupati Sidoarjo menyatakan, pembangunan tidak hanya terlihat dari fisik, tetapi harus tercermin dalam kualitas pendidikan, kesehatan, sosial, dan kesempatan kerja warga.
“Capaian pembangunan Sidoarjo harus dinikmati seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya segelintir kelompok,” ujar Subandi lewat keterangan resminya, Selasa (16/12/2025).
Pemkab Sidoarjo, lanjut Subandi, menyalurkan hampir 4.000 beasiswa untuk berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Program itu mencakup mahasiswa, tahfiz, dan anak yatim. Seluruh proses pendaftaran dilakukan secara digital untuk memastikan transparansi dan memberikan peluang setara bagi semua siswa.
“Kami ingin anak-anak berprestasi mendapat kesempatan yang layak. Sistem aplikasi memastikan tidak ada titipan,” jelasnya.
Peningkatan kualitas pendidikan turut mendukung pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sidoarjo yang mencapai 83,35 pada 2025, naik 0,82 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut menunjukkan dampak positif dari investasi pemerintah dalam pendidikan dan SDM.
Pemerintah daerah juga fokus pada akses kesehatan dengan pembangunan tiga rumah sakit di Notopuro, Barat, dan Sedati. Target Universal Health Coverage (UHC) menjadi prioritas supaya warga bisa berobat tanpa hambatan biaya.
“Kalau ada warga yang belum memiliki BPJS, cukup dengan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) dari pemerintah desa, mereka bisa langsung berobat,” ungkap Subandi.
Selain itu, program bedah rumah dijalankan untuk menekan kemiskinan. Setiap tahun, sekitar 500 rumah direnovasi dengan dukungan APBD, Baznas, provinsi, dan pemerintah pusat. Kegiatan ini dilakukan secara rutin, termasuk kunjungan langsung Bupati setiap akhir pekan.
Subandi menjelaskan, Sidoarjo memanfaatkan sinergi antarinstansi untuk menyasar warga kurang mampu. Selain bedah rumah, Pemkab Sidoarjo menjalankan program pembelian beras bersama pegawai dan OPD untuk menyerap hasil produksi lokal yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga stabilitas ekonomi lokal.
“Semua program sosial harus berbasis perencanaan dan regulasi. CSR (Corporate Social Responsibility.red) perusahaan juga akan dimaksimalkan untuk membantu masyarakat,” jelas Subandi.
Sementara itu, sektor industri menjadi penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar Sidoarjo. Untuk menjaga keseimbangan, 60 persen tenaga kerja di perusahaan wajib berasal dari warga Sidoarjo.
Pemerintah juga memfasilitasi pelatihan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan industri dan meningkatkan profesionalisme.
“Kami ingin industri berkembang sambil memberikan penghidupan bermartabat bagi warga lokal,” imbuhnya.
Subandi juga menekankan, pembangunan efektif memerlukan partisipasi aktif masyarakat. Kesadaran warga dalam menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan, berperan penting dalam mitigasi banjir dan menjaga kualitas infrastruktur.
“Menjaga Sidoarjo sama dengan menjaga keluarga. Jika warga dan pemerintah bekerja sama, Sidoarjo akan maju dan inklusif,” tegasnya.
Strategi pembangunan Sidoarjo menekankan kesejahteraan warga melalui pendidikan, kesehatan, sosial, dan kesempatan kerja. Subandi meyakini, pendekatan berbasis manusia ini akan memastikan semua lapisan masyarakat merasakan manfaat pembangunan.
“Pembangunan bukan hanya tentang jalan dan gedung, tapi kualitas hidup masyarakat. Semua program diarahkan agar setiap warga merasakan dampaknya,” tutup Subandi. (saf/rid)
NOW ON AIR SSFM 100
