Muhammad Masyhud Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatakan pihaknya menyiagakan 29 kapal patroli dalam mengawal angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, sehingga berjalan aman dan lancar.
“Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub melalui lima Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PPLP) menyiagakan 29 kapal patroli di berbagai wilayah perairan strategis,” kata Masyhud dalam keterangan di Jakarta, Minggu (28/12/2025) yang dikutip Antara.
Dia menyebutkan kelima PPLP itu meliputi PPLP Tanjung Priok, PPLP Tanjung Uban, PPLP Tanjung Perak, PPLP Bitung dan PPLP Tual.
Masyhud menyampaikan kapal patroli Kesatuan Pengawas Laut dan Pelayaran (KPLP) akan siaga untuk memperkuat pengawasan dan pengamanan, memberikan dukungan pencarian dan pertolongan, sekaligus memastikan kepatuhan terhadap ketentuan pelayaran.
Dalam operasi patroli, lanjut Masyhud, pengawasan dan pengamanan dalam penyelenggaraan angkutan laut periode Nataru 2025/2026 tidak terlepas dari kolaborasi dan sinergi yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan terkait.
“Kolaborasi dan komunikasi yang efektif menjadi kunci agar pelayanan angkutan laut selama Natal dan Tahun Baru berjalan aman dan nyaman bagi masyarakat. Dengan komunikasi yang efektif dan kerja sama semua pihak, kami optimis pelayanan kepada masyarakat dapat berlangsung optimal,” terangnya.
Dia juga menegaskan tidak ada toleransi terhadap beragam potensi yang dapat mengancam keselamatan pelayaran.
“Kolaborasi ini sangat penting dan strategis dalam mengawal para pemudik, baik yang merayakan Natal maupun yang akan berlibur, sampai di tempat tujuan dengan aman, nyaman dan selamat hingga kembali ke rumahnya masing-masing,” imbuh Masyhud.
Adapun penguatan pengawasan dan pengamanan dilakukan bersinergi dengan TNI AL, Polri, Basarnas, operator pelabuhan, serta pemangku kepentingan lainnya.
Menurut Masyhud peningkatan mobilitas masyarakat pada periode libur Nataru menuntut kesiapsiagaan yang lebih tinggi dan koordinasi lintas sektor.
“Periode Natal dan tahun baru selalu ditandai dengan lonjakan pergerakan penumpang. Karena itu, operasi patroli harus dirancang lebih terukur, responsif, dan berorientasi pada keselamatan,” ujarnya.
Ia menegaskan operasi patroli menjadi instrumen penting untuk memastikan seluruh aktivitas pelayaran memenuhi standar keselamatan, mulai dari kelaiklautan kapal, kepatuhan manifest, perlengkapan alat keselamatan, hingga kesiapsiagaan terhadap potensi cuaca ekstrem.
Adapun daerah yang menjadi pusat perhatian angkutan laut difokuskan pada wilayah dengan potensi peningkatan penumpang dan cuaca ekstrem, seperti Sumatera Utara, Nias, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, Papua, dan Makassar, melalui sinergi lintas sektor. (ant/bil/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
