Selasa, 30 Desember 2025

Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.771 di Penutupan Bursa Selasa

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. Foto: Antara

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (30/12/2025) sore menguat tipis 17 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp16.771, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.787.

Ibrahim Assuaibi analis mata uang dan komoditas mengungkapkan, penguatan rupiah terjadi di tengah sentimen pasar yang masih dibayangi ketidakpastian global.

Menurutnya, sepanjang 2025 perekonomian Indonesia berada dalam fase yang cukup menantang seiring meningkatnya tensi geopolitik, ketidakpastian global, serta dampak kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).

“Kondisi tersebut sempat menekan kepercayaan pelaku pasar dan memicu kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2025,” kata Ibrahim dilansir dari Antara.

Ia menjelaskan, perlambatan global terjadi di tengah penyesuaian konsumsi, moderasi kinerja ekspor, serta ketidakpastian yang masih tinggi.

Bahkan, sejumlah lembaga internasional sempat memperingatkan potensi perlambatan ekonomi yang lebih dalam akibat gangguan rantai perdagangan global.

Meski demikian, Ibrahim menilai ekonomi Indonesia terbukti relatif tangguh.

Pertumbuhan ekonomi yang mampu bertahan di atas 5 persen menunjukkan bahwa fundamental domestik masih cukup kuat.

Konsumsi rumah tangga tetap menjadi penopang utama, ditambah dengan aktivitas investasi yang masih tumbuh relatif tinggi.

“Ketahanan ini turut diperkuat oleh bauran kebijakan fiskal dan moneter yang menjaga stabilitas makroekonomi. Sekaligus menegaskan keberlanjutan pemulihan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi,” ujarnya.

Sementara, dari sisi global tekanan terhadap aset berisiko masih cukup besar.

Ketegangan geopolitik kembali meningkat setelah Vladimir Putin Presiden Rusia menyatakan Moskow akan merevisi posisi negosiasi terkait Ukraina, menyusul dugaan serangan pesawat tak berawak terhadap kediamannya.

Situasi ini menambah ketidakpastian pada upaya perdamaian yang dipimpin AS.

Di Timur Tengah, sentimen pasar juga dibayangi pernyataan Donald Trump Presiden AS yang menegaskan AS akan kembali menyerang Iran jika negara tersebut mencoba membangun kembali program nuklirnya.

Sementara di Asia, sentimen risiko meningkat setelah China menggelar latihan militer dengan tembakan langsung di sekitar Taiwan selama sekitar 10 jam.

Ibrahim menambahkan perhatian pelaku pasar ke depan akan tertuju pada rilis risalah rapat kebijakan terbaru The Fed.

Investor akan mencermati risalah tersebut untuk mencari petunjuk terkait pandangan bank sentral AS terhadap inflasi, kondisi pasar tenaga kerja, serta arah suku bunga, terutama di tengah ekspektasi potensi pelonggaran kebijakan moneter pada 2026.

“Risalah tersebut dapat mempengaruhi arah pasar jangka pendek dalam pekan yang relatif sepi data ekonomi, dengan volume perdagangan diperkirakan tetap rendah karena liburan. Pasar AS akan tutup akhir pekan ini untuk liburan Tahun Baru, yang semakin membatasi partisipasi,” tambahnya.

Untuk perdagangan Senin (5/1/2026) depan, Ibrahim memproyeksikan pergerakan rupiah masih akan bersifat fluktuatif.

Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.770 hingga Rp16.800 per dolar AS, dengan kecenderungan ditutup melemah seiring masih kuatnya sentimen eksternal dan terbatasnya partisipasi pasar global akibat libur di AS. (ant/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 30 Desember 2025
26o
Kurs