
Polemik soal rencana pemasangan CCTV di tempat usaha akhirnya terklarifikasi. Pemerintah Kota Surabaya menyatakan, sudah melakukan pertemuan dengan Apkrindo. Menegaskan bahwa kamera hanya akan dipasang di area parkir, bukan di dalam restoran. Klarifikasi ini penting, sekaligus menunjukkan bahwa suara publik masih punya tempat dalam proses pengambilan keputusan.
Statement Pemkot itu juga perlu dihargai sebagai sikap yang mau mendengar, berdialog, lalu menyesuaikan. Di tengah derasnya kebutuhan fiskal, kemauan untuk membuka telinga adalah tanda baik. Pemerintahan yang sehat memang lahir bukan dari satu arah keputusan, melainkan dari dialektika dengan masyarakatnya.
Namun, catatan kritis tetap perlu disampaikan. CCTV di area parkir mungkin terlihat sederhana: menghitung kendaraan, menambah rasa aman, sekaligus transparansi pajak. Tapi sejarah banyak kebijakan menunjukkan, apa yang dimulai dari pagar bisa perlahan merambat masuk ke ruang tamu. Di sinilah prinsip kehati-hatian mutlak diperlukan.
UU Pelindungan Data Pribadi menegaskan, rekaman visual tetaplah data pribadi yang dilindungi. Maka transparansi, pembatasan tujuan, dan jaminan keamanan data harus benar-benar dijaga. Trust publik tidak bisa dibangun dari janji teknis semata, melainkan dari mekanisme akuntabilitas yang konsisten dan terbuka.
Pada lain sisi di dunia usaha, risiko selalu hadir: dari fluktuasi pasar, perubahan tren, hingga kebijakan negara. Pajak adalah bagian dari risiko itu, wajar dan harus dikelola dengan jujur, bukan dicari celah untuk diakali. Karena dalam setiap rupiah omzet, ada bagian kecil yang sejatinya adalah hak publik.
Menunaikan kewajiban pajak dengan benar bukan sekadar urusan formalitas, tapi cermin tanggung jawab sosial. Ia adalah cara sederhana tapi mendalam untuk menjaga kepercayaan, membangun kota, dan menegaskan bahwa bisnis tidak hanya soal mencari untung, melainkan ikut merawat Surabaya sebagai rumah bersama.
Eddy Prastyo | Editor in Chief | Suara Surabaya Media
“Negara berwibawa bukan karena bisa melihat semua, tapi karena dipercaya.”