
Rasa ketakutan masyarakat untuk menggunakan maskapai penerbangan mulai muncul sejak kasus kecelakaan Adam Air. Banyak customer saat reservasi ke biro perjalanan tidak membeli tiket Adam Air.
Ironisnya lagi, belum sempat rasa ketakutan hilang, saat ini masyarakat dihadapkan pada kenyataan bahwa dengan Garuda yang notabene-nya tarif lebih mahal dan dinilai lebih aman, juga mengalami kecelakaan.
Menurut NANIK SUTANINGTYAS Executive Secretary Asita DPD Jawa Timur, kondisi ini membuat masyarakat bingung harus memilih maskapai seperti apa yang aman dan nyaman dipakai untuk bepergian.
Pada suarasurabaya.net, Sabtu (10/03), NANIK mengatakan, dengan kejadian kecelakaan yang terus-menerus terjadi hendaknya menjadi introspeksi bagi maskapai sendiri. Maskapai hendaknya lebih meningkatkan maintenance manajemen maupun armadanya.
Sedangkan warning bagi Departemen Perhubungan, kata NANIK, hendaknya betul-betul dicek kelayakan pesawat maskapai secara keseluruhan termasuk saat hendak terbang. Berikut penjelasan NANIK, {clip*1}.
Dengan adanya kecelakaan Adam Air, diakui NANIK, memang terjadi pergeseran dalam hal memilih tarif murah pesawat. Sebelum terjadi kecelakaan, masyarakat berbondong-bondong memilih tiket termurah tidak peduli maskapainya. Sekarang, masyarakat tidak mempermasalahkan tiket pesawat yang mahal asalkan aman.
Permasalahan dalam maskapai penerbangan, ungkap NANIK, cukup banyak. Tidak saja dari maintenance dan rendahnya kualitas manajemen, tapi juga ‘kenakalan’ maskapai yang membawa uang lari deposit biro perjalanan. Misalnya, Indonesia Airlines, Air Efata dan masalah ini terus ditindaklanjuti Asia.
Sedangkan Kartika Airlines dan Awair begitu perusahaan tutup uang deposit biro perjalanan langusng dikembalikan. “Sebenarnya dengan kondisi yang tersebut akan menciptakan imej yang tidak baik di kalangan biro perjalanan. Sedangkan banyaknya kecelakaan pesawat, otomatis pengaruhnya pada maskapai tersebut. Masyarakat tidak lagi melihat tarif murah atau tarif mahal, tapi pada maskapai yang armadanya tidak pernah mengalami kecelakaan dan nyaman di perjalanan,”paparnya.
Asita sendiri dengan kasus kecelakaan pesawat, kata NANIK, menyikapinya lebih bijak. Biro perjalanan tetap menjual tiket pesawat dari maskapai yang armadanya mengalami kecelakaan. “Karena masyarakatlah yang akan memilih tiket mana yang dibeli. Kita hanya memberikan pilihan saja,”pungkasnya.
Teks foto :
1. NANIK SUTANINGTYAS
2. Adam Air hard landing di Bandara Juanda memberikan citra buruk bagi maskapai
Foto : TITIN dan Dok. suarasurabaya.net