Jumat, 26 April 2024

KEK Singhasari, Destinasi Wisata Baru di Jatim yang Melibatkan Ekosistem Ekonomi Digital

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Suasana museum di Singhasari Integrated Tourism Complex (SITC) yang berlokasi di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Foto: Denza suarasurabaya.net

Sejak 2016 lalu, Singhasari Integrated Tourism Complex (SITC) yang berlokasi di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, telah diajukan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus.

Sesuai izin lokasi yang dikeluarkan pemerintah Kawasan yang dikembangkan PT Intelegensia Grahatama ini akan dibangun di lahan seluas 283,1 hektare.


Museum Singhasari yang akan terintegrasi dengan Singhasari Integrated Tourism Complex (SITC). Foto: Denza suarasurabaya.net

Saat ini, perusahaan tersebut telah membangun perumahan bernama Singhasari Residence di kawasan itu yang terdiri dari 900 unit rumah yang dihuni sekitar 800 kepala keluarga.

Kriswidayat Praswanto General Manager PT Intelegensia Grahatama mengatakan, pada November lalu Darmin Nasution Menteri Koordinator Bidang Perekonomian telah menyetujui pengajuan KEK Singhasari.

“Kami saat ini menunggu Peraturan Pemerintah sebagai legalitas KEK Singhasari ini. Begitu PP itu sudah ada kami akan segera melakukan pembangunan sesuai rencana,” ujarnya di Malang, Sabtu (8/12/2018).

GM PT Intelegensia Grahatama yang akrab disapa Kris mengatakan, diferensiasi KEK Singhasari dengan 12 KEK lain yang sudah ada terletak pada konsep yang hendak dikembangkan.

KEK Singhasari, kata Kris, akan mengintegrasikan Pariwisata dengan Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif. “Kami menyebutnya KEK 4.0, di mana ekosistem pelaku ekonomi digital dan kolaborasi dengan pelaku ekonomi kreatif juga kami kembangkan di sini,” ujarnya.

Setidaknya sudah ada puluhan startup digital yang menjadi ekosistem salah satu perusahaan penyedia telekomunikasi di Indonesia yang akan terlibat dalam pengembangan kawasan.

Berbagai rencana digitalisasi kawasan wisata ini pun sudah dirancang, seperti pembangunan fintech, e-travel, online retail, dan produk-produk digital lainnya.

PT Intelegensia Grahatama bekerja sama dengan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dalam membangun kawasan itu.

ITDC adalah BUMN di sektor pembangunan destinasi pariwisata yang telah mengembangkan kawasan Nusa Dua di Bali dan KEK Mandalika di Nusa Tenggara Barat.

Ada tiga fase pembangunan KEK Singhasari yang sudah direncanakan. Setiap fase terdiri dari tiga tahapan setiap tahunnya dengan target pembangunan masing-masing yang sudah ditentukan.

Pada tahap pertama di fase pertama, pembangunan akan dilakukan mulai 2019 mendatang, dimulai dari pembangunan dua hotel berkapasitas 400 kamar.

Pada tahun itu juga akan dibangun pusat komersial food and beverage (F&B) di atas lahan seluas 13.278 meter persegi, juga pembangunan museum entertain, dan infrastruktur penunjang lainnya.

Tahapan kedua akan dimulai 2020. Targetnya, tiga hotel berkapasitas 520 kamar akan terbangun, termasuk area komersial F&B seluas 7.622 meter persegi, destinasi desa historis, dan infrastruktur penunjangnya.

Lalu pada tahap ketiga, yakni pada 2021 mendatang akan dibangun 1 hotel baru berkapasitas 160 kamar, area komersial F&B seluas 11.282 meter persegi, taman budaya, dan infrastruktur penunjang lainnya.

“Saat ini, pembebasan lahan tahap pertama sudah 97 persen, tahap ke-2 70 persen sudah siap. Ini akan dikerjakan oleh konsorsium ITDC dengan PT Inteligensia Graha Tama,” ujarnya.

Menurutnya, masih terbuka kesempatan bagi investor lain untuk bergabung dalam konsorsium ini, baik Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanam Modal Asing (PMA).

“Perusahaan seperti Telkomsel sudah berkomitmen untuk turut mengembangkan kawasan ini dengan menyediakan fasilitas internet cepat. Sedangkan Bekraf untuk pengembangan ekonomi kreatifnya,” ujarnya.

Selain itu, sudah ada tiga perusahaan asing yang telah berminat untuk menanamkan investasinya di KEK Singhasari. Sayangnya Kris enggan menyebutkan perusahaan apa saja.

“Kami mengundang lima perusahaan asing, tiga yang sampai sekarang sudah berkomunikasi secara intens, tapi kami belum bisa mengungkap ke publik nama perusahaannya,” katanya.

Tidak main-main, investasi yang dibutuhkan untuk fase pertama pembangunan KEK Singhasari ini cukup besar. Berdasarkan estimasi PT Intelegensia Grahatama, setidaknya sekitar Rp2,8 triliun harus mereka siapkan untuk pembangunan KEK Singhasari.

“Kalau perkiraan sampai tuntas tiga fase, ini baru perkiraan, ya, mungkin sekitar Rp18 triliun,” ujarnya.

KEK Singhasari ini dibangun sebagai penunjang destinasi Bromo-Tengger-Semeru yang telah menjadi satu di antara 10 destinasi prioritas nasional yang menjadi andalan untuk mendatangkan lebih banyak turis mancanegara ke Indonesia.

KEK Singhasari diproyeksikan dapat memberikan tawaran paket wisata yang lebih variatif daripada hanya singgah di kawasan BTS. Kris mengatakan, Malang memiliki banyak pilihan wisata alam dan belanja.

“Ada gunung, pantai dan wisata belanja. KEK Singhasari ini untuk memperluas dampak ekonominya akan melakukan upaya penawaran paket wisata yang lebih beragam,” katanya.(den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs