Jumat, 29 Maret 2024

YLKI Minta Naik-Turun Harga Tiket Pesawat Bertahap

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Tulus Abadi Ketua Pengurus Harian YLKI. Foto: Dok. suarasurabaya.net

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menyoroti sikap asosiasi yang sepakat menurunkan harga tiket penerbangan domestik, dan lembaga tersebut menganggap keputusan sebelumnya untuk menaikkan tarif mengejutkan masyarakat.

“Jika mau menaikkan tarif, idealnya maskapai menaikkan tarif secara bertahap. Jangan terlalu signifikan besarannya sehingga masyarakat tidak syok seperti sekarang,” kata Tulus Abadi Ketua Pengurus Harian YLKI, seperti dilasnir Antara, Minggu (13/1/2019).

YLKI menilai beberapa waktu lalu maskapai penerbangan terlalu besar menaikkan harga tiket pesawat, besarannya mencapai 85 persen dari harga normal.

“Tentu saja masyarakat syok,” kata dia.

Kenaikan harga tiket pesawat semakin membebani konsumen karena sejumlah maskapai penerbangan low cost carrier tidak lagi menggratiskan biaya bagasi. Untuk beberapa rute penerbangan, biaya bagasi bisa jadi lebih mahal daripada harga tiket pesawat.

Untuk menjawab polemik harga tiket pesawat ini, YLKI meminta Kementerian Perhubungan untuk mengatur besaran bagasi berbayar agar tarifnya tidak melampaui batas maksimum tarif pesawat dengan kategori layanan medium (medium services).

YLKI juga mendorong pemerintah untuk memberikan insentif untuk industri penerbangan nasional agar harga tiket pesawat tetap terjangkau konsumen.

Harga tiket pesawat yang terjangkau diyakini tidak mengganggu mobilitas dan perekonomian nasional, terutama untuk sektor pariwisata.

“Ironis kan, kalau warga Indonesia malah berwisata ke luar negeri karena tarif pesawatnya lebih murah,” kata dia.

Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) sepakat menurunkan harga tiket pesawat terbang saat jumpa pers di Jakarta, Minggu, sore.

“Kami berkomitmen untuk menurunkan harga tiket. Kami sejak minggu lalu, khususnya Jumat, sudah menurunkan tarif harga domestik,” kata I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra Ketua INACA.

Pemberitaan beberapa hari terakhir ini menyoroti warga Banda Aceh yang memilih penerbangan transit ke Malaysia untuk pergi ke Jakarta karena harga tiket yang lebih murah dibandingkan rute Aceh-Jakarta.

Akibatnya, mereka harus membuat paspor agar dapat transit di Malaysia demi mendapat harga tiket pesawat yang terjangkau.(ant/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
30o
Kurs