Jumat, 26 April 2024
Family Hunt Keluarga Bangkit

Jangan Diam, Masih Banyak yang Harus Ditolong

Laporan oleh Achmad Zainal Alim
Bagikan
Mulik Soesilowati, pemilik usaha Bakul Kitchen. Foto: Tim Grafis suarasurabaya.net

Kita dikaruniai kesehatan dan kecerdasan, jangan diam, masih banyak orang di sekitar yang harus kita tolong!

Tidak pernah terbayang sedikit pun di benak Mulik Soesilowati, pandemi Covid-19 akan mendera negeri ini sedemikian lamanya. Sejak awal virus ini memapar Ibu Pertiwi di awal Maret 2020, dia mulai sadar. Perlahan tapi pasti dampaknya mulai dirasakan, terlebih ketika laju bisnisnya berangsur tersendat.

Mulik, wanita 36 tahun ini biasa disapa, mengaku mengawali usaha mandirinya sejak awal 2019 lalu. Dialah tulang punggung keluarga. Di rumahnya di kawasan Utara Sidoarjo, dia tinggal bersama Pakde dan seorang Adik laki-lakinya. Sejauh ini dia yang memenuhi segala kebutuhan hidup keluarga.

Berlatar belakang profesi sebagai sales selama 11 tahun, Mulik merasa mantap untuk membangun usahanya sendiri. Tak lama setelah mengajukan pensiun dini, dia mulai mandiri. Semula bisnisnya adalah jasa pengadaan barang untuk beberapa kebutuhan instansi.

Kerja kerasnya mampu meraup hasil hingga membiayai Adiknya sampai lulus jenjang perguruan tinggi. Bahkan, dia juga memberi manfaat mampu membayar 2 orang karyawan untuk membantu usahanya. Walau ketika pandemi terpaksa keduanya dirumahkan.

Makan dan jajan adalah hobi, wanita kelahiran Situbondo yang satu ini. Rengginang adalah kudapan kegemarannya. Rengginang favoritnya adalah buatan Bude–nya di desa. Jadi sembari menjalankan bisnisnya, rengginang yang didatangkan dari desa sesekali ditawar-tawarkan ke orang-orang di sekitarnya. Mereka turut suka, bahkan banyak juga yang sengaja memesan.

“Saya senang, ini bisa jadi tambahan pendapatan bagi saya. Tidak perlu usaha atau biaya yang besar, saya cukup mendatangkan rengginang mentah, menggoreng, dan membungkus dalam kemasan yang baik,” terangnya.

Diakui Mulik, menggoreng pun bukan hal yang sederhana. Baginya butuh berkali-kali pengalaman, hingga sampai pada hasil rengginang matang dan cantik secara penampilan.

Dalam perjalanan, belum genap setahun usaha yang ditekuninya jalan. Omset usaha yang lumayan dikisaran Rp150-200 juta per bulan, akibat merebaknya virus Corona perlahan tergerus. Catatan terendah dari omsetnya hanya tinggal 40 persen saja.

Panik, pasti, namun keyakinannya tetap sabar dan tawakal. Sekaligus dia meyakinkan kepada anggota keluarganya, ini adalah kehendak Tuhan, bagaimana pun harus dihadapi. “Pasti ada jalan dan hikmah di balik semua,” yakinnya.

Di tengah kondisi yang serba tidak pasti. “It’s OK, asal kita tetap bergerak. Jangan terlalu lama berpikir. Kita dikaruniai kesehatan dan kecerdasan, jangan diam, masih banyak orang di sekitar yang harus kita tolong,” Mulik tetap tegar.

Memutar otak, merapah jalan pikiran, hingga terpercik ide, Rengginang! Jualan rengginang yang semula dianggap sambilan, dan sempat ditinggalkan sejak Mei 2020 lalu, yakin jadi jalan keluar.

Rengginang a la Bakul Kitchen. Foto: Tim Grafis suarasurabaya.net

“Saya yakin, karena pasar sudah menunggu. Beberapa teman dan relasi yang pernah mencicipi banyak yang masih bertanya-tanya,” ungkap Mulik. Maka, mulai menghubungi teman-teman via media sosial.

“Ini juga masih setengah hati, saya tidak pasang rengginang di status WA saya, khawatir muncul anggapan bisnis yang sebelumnya dianggap sudah tamat. Padahal harapan saya keduaanya bisa jalan,” terangnya diiringi senyum.

Respon luar biasa, yang mengejutkan ketika puncak pandemi pernah dapat order rengginang senilai Rp1,5 juta, dalam 1 pemesanan. Semakin membuatnya yakin, ini potensial untuk ditekuni.

Dengan mengusung merek Bakul Kitchen, bersama keluarga semakin mantap menjalankan usaha ini. Semua anggota keluarga dilibatkan, bila sebelumnya mendatangkan dari Situbondo kini Mulik membuat sendiri rengginangnya. Dengan variasi rengginang; rasa Original, Bawang Putih, Ikan Teri, dan rasa Cumi.

Sekarang mulai mencoba membuat Rengginang dalam ukuran kecil berbentuk lucu-lucu, seperti Binatang dan Bintang. Dipasarkan ke warung dan beberapa restoran di Surabaya. Selebihnya dia melayani penjualan berdasar pesanan.

Walau belum bisa dijadikan tumpuan ekonomi keluarganya, namun wanita berhijab ini yakin, inilah satu jalan rejeki dari Tuhan. Mempertahankan roda ekonomi keluarga dalam wujud usaha Bakul Rengginang. (lim/dfn/ipg)

Inspirator Keluarga Bangkit: Bakul Kitchen. Foto: Tim Grafis suarasurabaya.net

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
31o
Kurs