Rabu, 24 April 2024

Tempat Wisata di Jatim Tutup, Okupansi Hotel di Bawah 15 Persen

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jatim. Foto: Denza suarasurabaya.net

Dampak penyebaran COVID-19 melanda pelaku industri pariwisata Jawa Timur. Setidaknya, 24 Pemda sudah menutup tempat wisata dan menunda event pariwisata sampai Jumat (20/3/2020).

Sejumlah tempat wisata yang menjadi daya tarik wisata di Jatim seperti Taman Wisata Alam Kawah Ijen, Kusuma Agro Wisata, dan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (BTS) sudah ditutup.

Pemprov Jatim juga sudah menutup Museum Mpu Tantular dan menunda Majapahit Travel Fair 2020. Batas penutupan tempat wisata ini bervariasi. Antara 29 Maret-31 Maret mendatang.

Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan juga menyebutkan, tingkat okupansi atau keterisian kamar hotel di berbagai wilayah di Jawa Timur terus menurun hingga di bawah 15 persen.

Hotel berbintang di Jatim dengan fasilitas meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE), tingkat okupansinya maksimal hanya 10 persen. Sedangkan hotel non bintang maksimal 15 persen.

Permintaan atau pesanan di restoran dan rumah makan yang ada di Jawa Timur, di tengah status Siaga Darurat Bencana COVID-19 Jatim, juga mengalami penurunan tajam di angka 20 persen.

Salah satunya penyebabnya, penyebaran COVID-19 telah mempengaruhi jumlah wisatawan mancanegara yang masuk dari pintu Bandara Internasional Juanda. Sejak Januari lalu, jumlahnya terus menurun.

Jumlah WNA yang masuk dari Bandara Juanda Januari lalu 17.567 orang. Selama Februari, jumlahnya menurun menjadi 11.817 orang. Sedangkan sampai 19 Maret kemarin, jumlahnya hanya 5.389 orang.

Tidak hanya di bidang pariwisata, dampak perekonomian akibat wabah COVID-19 di Jawa Timur juga makin mengkhawatirkan. Sebab itulah Pemprov Jatim membentuk Satgas Khusus Mitigasi Ekonomi.

Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jatim menjelaskan, satgas ini terdiri dari Asisten Perekonomian, Biro Perekonomian, dan Bidang Perekonomian Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Jatim.

Termasuk di dalam satgas ini sejumlah pakar ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya. Profesor Muhammad Nuh dan Bank Indonesia Perwakilan Jatim akan melakukan supervisi kinerja satgas.

“Hari ini kami akan membahas pemetaan yang lebih spesifik lagi, bagaimana upaya mitigasi dampak ekonomi dari COVID-19 untuk Jawa Timur,” kata Emil di Gedung Negara Grahadi Sabtu (21/3/2020).

Soal makin terpuruknya industri pariwisata di Jatim, Emil bilang, Khofifah Gubernur Jatim menekankan dua hal. Social savety net (perlindungan sosial) dan realokasi anggaran sebagai stimulus ekonomi.

“Kami akan godok dua hal itu secara intensif dalam pertemuan dengan tim ekonomi hari ini. Satgas ekonomi ini nanti juga akan masuk ke dalam Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 di Jatim,” ujarnya.

Dengan adanya Satgas Ekonomi, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Jawa Timur itu kini memiliki empat Satgas yang akan menangani bidang masing-masing.

Tiga satgas selain ekonomi antara lain Satgas Promotif Preventif, yang diketuai Suban Wahyudiono Kepala Pelaksana BPBD Jatim; Satgas Kuratif, yang diketuai dr Joni Wahyuadi Dirut RSUD dr Soetomo; dan Satgas Tracing, yang terdiri dari Dinkes dan Dinsos Jatim. (den/ang/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
26o
Kurs