Rabu, 24 April 2024
OPOP Jawa Timur

Pesantren Nurul Cholil Bangkalan Tularkan Kemampuan Lain Untuk Masa Depan Santri

Laporan oleh Achmad Zainal Alim
Bagikan
Santri sedang menekuni menjahit pakaian muslim pesanan, di Pesantren Nurul Cholil Bangkalan. Foto: Istimewa

Busana muslim tidak hanya diminati orang dewasa. Remaja juga senang memakainya, karena desain yang modis mengikuti perkembangan zaman. Usaha konveksi ini yang kemudian dipilih Pesantren Nurul Cholil Bangkalan.

Alasan banyak peminatnya, diyakini usaha busana muslim menjadi pilihan untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Konon lebih dibandingkan usaha fashion lainnya. Usaha ini lebih menjanjikan, karena sampai kapan pun busana muslim tetap diminati.

Gus Abdul Malik, salah pengurus koperasi Nurul Cholil. Ia bercerita kurang lebih dua tahun ini sudah memproduksi busana muslim, karena peluang bisnisnya cukup bagus.

“Program yang kami unggulkan sekarang adalah konveksi pembuatan baju muslim, seperti seragam MA, MTS, baju muslim dengan merk NC collection, dan beberapa macam baju taqwa,” jelasnya.

Selama ini NC collection dikelola oleh santri yang belajar di pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan. Ada yang berperan sebagai pengurus, desainer, dan penjahit

“Belajarnya dari seniornya juga, jadi di sini juga ada alumni. Awalnya belajar keluar, terus berheti dan sekarang diajari lagi. Untuk yang sekarang ada program pendidikan di MA, double track namanya. Kebetulan itu juga programnya dinas pendidikan Jawa Timur di mana pesantren diikutkan program tersebut, karena banyak dari pesantren yang tidak bisa melanjutkan kuliah,” tuturnya.

Gus Abdul Malik, pengurus koperasi Nurul Cholil. Foto: Istimewa

Di program double track itu banyak fasilitas seperti kewirausahaan, jahit menjahit, video editing, teknik kendaraan ringan, bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Jawa Timur di tingkat MA. Setelah itu kuliah, kalau tidak mampu bisa di rumah melanjutkan pengalaman yang didapat dari pesantren.

Kabarnya, awal dibentuk bisnis ini di pesantren bukan cuma mengejar keuntungan semata. Ada tujuan ideal di dalamnya. Termasuk terlibat dalam program OPOP Jatim berharap menjadi solusi bagi pengembangan usaha pesantren.

“Pengasuh sangat berharap lulusan pesantren juga bisa punya kemampuan lain. Tidak mungkin 2000 santri jadi kyai semua. Minimal ada jalur tidak punya akses jadi kyai, dia punya skill dan wawasan di bidang konveksi, atau di bidang lainnya,” tambahnya kepada Suara Surabaya.

Pemesanan kadang juga datang dari satu keluarga yang ingin baju seragam, paling sering mereka yang dari daerah desa-desa sekitar, biasanya untuk kebutuhan acara manten.

“Satu hari selesai kalau baju biasa, kalau banyak tergantung. Timnya ada 7 orang, satu orang kadang bisa buat satu baju dalam sehari-semalam. Tapi kalau kadung semangat semalam bisa dapat 2-3 potong baju,” ungkap Gus Malik.(lim)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
29o
Kurs