Surabaya Business Forum (SBF) yang digelar Himpunan Pengusaha Indonesia (HIPMI) Surabaya menjadi momen yang memperkuat kolaborasi THRE3MASKADA atau tiga kepala daerah Surabaya Raya, yaitu Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya, Ahmad Muhdlor Ali Bupati Sidoarjo, dan Fandi Akhmad Yani Bupati Gresik.
Ketiga kepala daerah itu menjadi pembicara dalam salah satu sesi diskusi yang dimoderatori oleh Muhammad Ali Affandi Ketua Kadin Surabaya.
“Ini momen yang luar biasa. Kita semua beruntung memiliki kepala daerah yang tidak hanya muda dan visioner, tetapi juga punya semangat kolaborasi,” ujar Andi, sapaan akrab Ali Affandi Ketua Kadin Surabaya saat memberikan pengantar diskusi hari pertama SBF, Sabtu (21/5/2022).
Andi lantas membawa diskusi dalam pembahasan program-program untuk memberdayakan pelaku ekonomi lokal khususnya UMKM di masing-masing daerah.
“Sesuai semangat kita hari ini, yaitu lokal berdaya,” ujarnya.
Eri Cahyadi mengatakan, Pemkot Surabaya memiliki banyak program pemberdayaan UMKM. Di antaranya adalah mengalokasikan 40 persen Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk belanja yang dilakukan UMKM.
“Jadi mulai paving, kebutuhan seragam gratis untuk pelajar, sepatu gratis untuk pelajar, dan sebagainya, semua dikerjakan UMKM,” papar Eri.
Surabaya juga memiliki aplikasi e-Peken sebagai sarana belasan ribu ASN untuk berbelanja ke UMKM yang ada di Kota Pahlawan. Setiap bulan transaksinya mencapai sekitar Rp10 miliar.
Sementara itu Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, pemberdayaan UMKM harus dilakukan secara terintegrasi, mulai dari permodalan, pelatihan, hingga memfasilitasi pemasaran. Soal permodalan, Sidoarjo memiliki program KUR Sayang, dengan bunga hanya 3 persen per tahun.
Kemudian ada program Kartu Usaha Perempuan Mandiri (KURMA) yang memberikan hibah modal untuk kelompok perempuan di lebih dari 8.000 RT se-Sidoarjo.
“Kami ingin dengan permodalan yang mudah, tumbuh semakin banyak UMKM dan usaha-usaha baru yang bisa mempercepat pemulihan ekonomi,” ujarnya.
“Kami juga menargetkan 20.000 UMKM naik kelas, yang belum bankable jadi bankable, yang belum digital jadi go digital, dan sebagainya,” imbuh Mudhlor.
Fandi Akhmad Yani Bupati Gresik mengatakan, UMKM memang menjadi pilar perekonomian di daerahnya. Pemkab Gresik juga sedang fokus mendampingi UMKM agar bisa mengekspor produknya ke luar negeri. Berbagai pihak dikolaborasikan untuk tujuan tersebut, termasuk Ditjen Bea Cukai dan LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia).
“Untuk UMKM, kita sangat concern mendampingi. Ada banyak yang sudah ekspor. Ketika pasarnya semakin luas, tentu produksinya naik, ujungnya adalah pembukaan lapangan kerja yang lebih besar bagi masyarakat,” ujar Fandi.(lta/dfn/rst)