Seperti dilansir Antara, Sabtu (3/9/2022), indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lain, turun 0,15 persen menjadi 109,5320.

Namun, dolar akan terus mendapat dukungan dari kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve. Pasar berjangka telah memperkirakan kemungkinan 75 persen The Fed akan menaikkan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan kebijakan September.

“Mengingat pengalaman selama sebulan terakhir dan pidato Jerome Powell, Ketua Fed yang sangat hawkish pada Jumat lalu (26/8/2022), kami ragu bahwa laporan pekerjaan di bulan Agustus yang sedikit lebih lembut, akan cukup mengurangi perkiraan Fed atau dolar ini,” kata analis di ING, dalam sebuah catatan.

Ekspektasi kenaikan suku bunga Fed lebih lanjut, telah tercermin paling tajam dalam pasangan dolar AS dan yen Jepang, karena para pedagang semakin melihat kesenjangan suku bunga yang melebar.

Sementara itu, pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 0,9968 dolar AS dari 0,9947 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,1513 dolar AS dari 1,1539 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,6816 dolar AS dari 0,6784 dolar AS.

Dolar AS dibeli 140,12 yen Jepang, lebih rendah dari 140,20 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9803  dari 0,9822 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3124 dolar Kanada dari 1,3165.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (2/9/2022) bahwa pengusaha-pengusaha AS menambahkan 315.000 pekerjaan pada Agustus di tengah pasar tenaga kerja yang masih ketat, dengan tingkat pengangguran naik hingga 3,7 persen.

Dalam pidatonya di simposium bank-bank sentral  Jackson Hole, Jerome Powell Ketua Federal Reserve mengisyaratkan “beberapa pelunakan” kondisi pasar tenaga kerja kemungkinan akan diperlukan untuk menurunkan inflasi menuju target Fed sebesar 2,0 persen. (ant/des/ipg)