Rabu, 24 April 2024

Kontribusi Industri Hulu Migas Sumbang 40 Persen Kebutuhan Energi Nasional

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Ilustrasi. Tambang minyak dan gas bumi. Foto: SKK Migas

Industri hulu migas merupakan pilar penyangga menuju kedaulatan energi nasional. Mempertimbangkan kebutuhan energi nasional di tahun 2050 atau multiplier effect, industri hulu migas masih berperan vital bagi Indonesia.

Didik Sasono Setyadi Kepala Divisi Hukum SKK Migas mengatakan jika industri hulu migas masih memegang peranan penting bagi ketahanan energi di Indonesia.

Dalam Bauran Energi sampai tahun 2050, energi dari migas berkontribusi mengisi sekitar 40 persen lebih kebutuhan energi nasional.

“Melihat masih besarnya kontribusi hulu migas, maka dipandang perlu untuk menyiapkan perangkat hukum agar industri hulu migas tidak hanya fokus terhadap dampak pada lingkungan tetapi juga terhadap peningkatan investasi dan finansial,” ujar Didik dalam seminar Legal Aspect and Attractive Investment Opportunities of Low Carbon Initiative in the Oil and Gas industry, Selasa (29/3/2022).

Didik mengatakan program pengendalian emisi karbon tidak dapat dilihat semata-mata dari sudut pandang lingkungan, tetapi juga dari sudut pandang ketahanan dan kemandirian energi, ekonomi, dan tentunya manfaat bagi Indonesia.

Menurutnya, hal tersebut menjadi penting mengingat hulu migas juga memiliki target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 milyar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030.

“Supaya terjadi keseimbangan antara pengendalian emisi karbon dan pemenuhan target lifting nasional,” terangnya.

Didik berharap agar kegiatan hulu migas dalam mendukung pengendalian emisi karbon dapat tetap memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk Indonesia, ramah investasi, dan mampu menciptakan peluang-peluang investasi baru dengan konsep energi bersih.

Dalam kesempatan yang sama, Iman Suseno Senior Manager EP Legal Medco E&P Indonesia menyampaikan, kegiatan seminar ini sangat bermanfaat untuk memberikan pemahaman yang sama antara pemerintah, investor, dan pemangku kepentingan lainnya.

“Kegiatan ini diharapkan dapat membantu merumuskan strategi jangka panjang pengendalian emisi karbon di sektor hulu migas Indonesia, tidak hanya dari sisi lingkungan tetapi juga dari sisi investasi,” jelas Iman. (man/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
28o
Kurs